Semangat Belajar Quran di Kalangan Remaja Meredup
KOTA MANNA, rakyatbengkulu.com Semangat belajar Alquran di kalangan milenal belakangan, semakin redup.
Fakta di atas, setidaknya sudah dijumpai penyuluh agama Islam Kementerian Agama (Kemenag) di Kabupaten Bengkulu Selatan. BACA JUGA: Tegur Siswa Ribut, Ketua Kelas Ditikam
Salah satu penyebabnya, diyakini karena handphone, khususnya android atau smart phone.
Jika melihat dari potret pemandangan belajar Alquran di bawah tahun 2000 an dijumpai setiap surau, masjid, TPQ bahkan haloqah-haloqah kecil dipenuhi dengan para pelajar.
Sejak pagi, siang bahkan petang dan malam hari.
Penyuluh Agama Islam BS, Ustad Salimudin M.Pd mengatakan, pemandangan anak-anak muda belajar Alquran era tahun 1980 dan 1990, nyaris tak ada lagi di era sekarang.
Minat belajar kalangan pelajar diungkapkan Salimudin, dari SMP hingga SMA sederajat hampir sulit ditemui.
Daya tarik masjid atau tempat belajar Alquran, sepertinya kurang diminati.
Fakta di lapangan, terlihat dengan jelas banyak ditemui para pelajar yang asyik bermain di seputaran tempat tongkrongan. BACA JUGA: Izin Poligami, “Didenda” Rp 686 Ribu
"Kehadiran android dengan berbagai fitur dan aplikasi membuat mereka terjebak, lebih berhura-hura dan bermain.
Tidak kenal waktu, siang, malam hingga malam lagi. Semangat belajar Alquran mulai lumpuh," terang Salimudin.
Tentu ada yang salah di dalamnya. Apakah itu pemerintah, masyarakat atau bahkan lembaga formal pendidikan itu sendiri yang konsepnya beralih.
Melihat fenomena ini, para penyuluh agama Islam yang tersebar di 11 kecamatan BS mengakui lemahnya sistem dan pola asuh pendidikan.
Dampaknya, remaja pun semena - mena.
Belum lagi ditambah lemahnya peran keluarga yang lebih fokus mengejar materi, sehingga anak terlepas dari sisi pendidikan agama.
Quran Pedoman Hidup
"Jika ini terus menerus dibiarkan, jelas ke depannya akan terputus. Anak atau remaja acuh, pendidikan keagamaanpun dijauhi.
Puncaknya, bobroknya moral anak-anak dan remaja dalam kehidupan sehari-hari," ujar Salimudin.
Untuk itu ia mengajak masyarakat mulai mengambil peran, agar energi dan semangat belajar Alquran tumbuh lagi.
Baginya, keluarga berada di garda terdepan agar keluar dari zona ini.
"Bersama dan fokus dalam tujuan pendidikan, adalah satu-satunya agar kita keluar dari zona ini.
Energi bangkit lagi, akhlak pun terpuji karena semua terbingkai oleh Alquran sebagai pedoman hidup," sampainya. (tek)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: