HONDA

Tekan Stunting di Bengkulu Harus dari Hulu

Tekan Stunting di Bengkulu Harus dari Hulu

BENGKULU, rakyatbengkulu.com - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu Herwan Antoni melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Provinsi, Yudan Harto menyampaikan untuk melakukan penekanan angka stunting harus dilakukan dari hulu.

Yakni edukasi sejak dini dari remaja. Ini amat relevan dengan program penurunan stunting. Pembinaan remaja merupakan strategi pencegahan stunting dari sektor hulu, yaitu pembinaan remaja.

“Ini penting mulai untuk edukasi sejak remaja. Biasa melalui PIK R dan program lainnya,” sampai Yudan.

Dijelaskannya, hal ini sebagai salah satu upaya mempercepat pembangunan penduduk yang mandiri dan berkualitas. Ada beberapa faktor penyebab, terjadi stunting. Yakni salah satunya adalah pola asuh, pola makan, sanitasi akses air bersih, dan sanitasi-sanitasi lainnya.

Upaya tersebut dimulai sejak masa remaja,hamil, hingga melahirkan. Ini diperlukan kerjasama dari semua pihak. Dari segi akses pelayanan kesehatan juga harus ditingkatkan. Misalnya dari segi ketersedian makanan dan bahan makanan harus ditingkatkan kualitas gizinya.

“Semuanya dimulai dengan memberikan edukasi, terutama bagi calon ibu berkaitan dengan pencegahan stunting ini,” tuturnya.

Selain ini, untuk tren angka stunting saat ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan angka tahun sebelumnya.

Berdasarkan dari data pemantauan status gizi yang rutin dilakukan, melalui elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM) didapati bahwa status stunting atau gizi buruk di Provinsi Bengkulu mengalami penurunan.

“Di tahun 2021 sebanyak 6,04 persen. Sementara di 2020 di angka 6,79 persen. Dan pada 2019 itu stunting kita di angka 9 persen, sekarang ini sudah turun," sampainya.

Ia menjelaskan indikator penilaian stunting ini, diketahui melalui e-PPGBM ini dilakukan oleh petugas gizi yang ada di puskesmas.

Mereka melakukan pengukuran status gizi balita berdasarkan tinggi badan menurut umur. Tinggi ini menunjukkan bagaimana status gizi nya masa lalu.

Kalau sekarang ini untuk menentukan apakah seorang itu dia stunting atau tidak.

Secara surveilans angka stunting Provinsi Bengkulu, lanjutnya, jauh dibawah angka nasional. Untuk itu, pihaknya berharap agar meskipun dengan keterbatasan karena pandemi ini, program program pemerintah untuk menekan stunting tetap jalan. Khususnya agar  tetap mengutamakan protokol kesehatan, dan tetap berjalan khususnya pada bayi dan ibu hamil.

“Agar angka stunting kita tidak meningkatkan lagi," sampainya.

Untuk diketahui, Provinsi Bengkulu memiliki empat daerah, yang masuk lokus stunting. Yang menjadi prioritas nasional untuk percepatan penurunan angka stunting yaitu di Kabupaten Kaur, Bengkulu Selatan, Bengkulu Utara, dan Seluma.

“Untuk itu perlu berkoordinasi, dengan stakeholder terkait untuk upaya penurunan ini," jelasnya. (war)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: