HONDA

Arifin Panigoro, Meninggal di Amerika

Arifin Panigoro, Meninggal di Amerika

 

JAKARTA, rakyatbengkulu.com -  Kabar duka datang di penghujung Februari 2022.  Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Jokowi, Arifin Panigoro meninggal dunia di usia 76 tahun. Arifin sempat menjalani perawatan di Mayo Clinic, Rochester, Amerika Serikat (AS), Senin (28/2)  pukul 03.29 WIB.

Jenazah akan dibawa di rumah duka, Jalan Jenggala I, Jakarta. Sekretaris Anggota Wantimpres Lucky Djani membenarkan kabar tersebut. Belum diketahui penyebab pria 76 tahun tersebut meninggal dunia.

Dalam video yang diterima wartawan, Arifin Panigoro sempat menerima telepon dari Presiden Jokowi  saat tengah menjalani pengobatan di AS. BACA JUGA: Luncurkan G20 Studies Center, Menko Airlangga: Wariskan Ilmu Pengetahuan bagi Generasi Mendatang

Arifin disebut menerima telepon dari Jokowi 3 hari sebelum meninggal atau tiga hari lalu.  Dalam sambungan teleponnya dengan Kepala Negara, Arifin sempat mengucapkan terima kasih kepada Jokowi. Ia juga mendoakan Presiden Jokowi untuk tetap sehat.

“Terima kasih, Pak, terima kasih. Bapak juga sehat-sehat, Pak,” kata Arifin dalam video itu. Arifin juga sempat mengatakan dirinya ditemani keluarga saat menjalani pengobatan. Mulai dari istri dan anaknya.

“Oh sekeluarga. Ada istri saya, anak saya, ditungguin,” ucapnya. Kepada Jokowi, anggota Wantimpres itu berharap bisa segera sembuh dari penyakitnya. Itu karena ia mengaku masih hal yang ingin dikerjakannya.

Raja Minyak

Arifin Panigoro adalah seorang pengusaha Indonesia berdarah Gorontalo yang dijuluki “Raja Minyak Indonesia”.

Orang tuanya berasal dari Gorontalo yang merantau ke Pulau Jawa sebelum kemerdekaan. Keluarga besar Panigoro berasal dari Potanga, sebuah desa di wilayah Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. BACA JUGA: Desak Presiden Ganti Yaqut

Pemilik PT Medco Energi Internasional Tbk tersebut sempat dirawat di Mayo Clinic, Rochester, Amerika Serikat. Mengutip berbagai sumber, pria berdarah Gorontalo ini memulai karier usahanya sebagai kontraktor instalasi listrik door to door.

Dia kemudian memulai pengerjaan proyek pemasangan pipa. Pada tahun 1981, perusahaan Medco mulai melakukan pengeboran minyak dengan bantuan modal dari pemerintah. Lalu Medco membeli Stanvac yang dimenangkan melalui tender yang kemudian namanya diubah menjadi Expan.

Dengan pembelian itu, PT Stanvac tidak lagi dikuasai orang asing sebab perusahaan minyak tertua di Indonesia itu sudah dimiliki sepenuhnya oleh Medco. Medco pun sukses mendapatkan satu per satu kontrak tender eksplorasi dan eksploitasi minyak dari Pemerintah Indonesia, walau saat itu hanya bermodalkan 1 rig. (*/pojoksatu/fajar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: