HONDA

Buat Emak-emak, Harga Daging sudah Naik

Buat Emak-emak, Harga Daging sudah Naik

 

BENGKULU, rakyatbengkulu.com – Seperti yang sudah - sudah, menjelang Ramadan, harga daging di pasar tradisional mulai naik. Di Pasar Panorama, mulai  (1/4) harga daging sapi terpantau naik.

Dari Rp 130 ribu menjadi Rp 140 ribu perkilogram atau naik Rp 10 ribu per kilogramnya.

Penjual daging di Jalan Kedondong Pasar Panorama, Sartia (36) menerangkan sudah menjual daging Rp 140 ribu per Kg.  “Harganya masih normal, baru naik Rp sekitar Rp 10 ribuan,” jelasnya.

Sementara bagian lain yang dijual seperti tulang sup dan tetelan daging bervarian harganya. Tulang sup tulang ada yang menjual Rp 60 ribu perkilogram dan ada juga Rp 100 ribu.

Sedangkan tetelan daging dijual dengan harga Rp 30 ribu perkilogram. BACA JUGA: Emak-emak Tambah Pusing, Harga Bahan Pokok Merangkak Naik

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar, Irwansyah Fansyuri menerangkan, harga daging masih normal di Pasar Panorama dan Pasar Minggu.

“Saya cek ke pasar hari ini (kemarin, red), masih normal, harganya dimulai dari Rp 125 ribu perkilogram hingga Rp 140 ribu. Kalau di Pasar Minggu sudah Rp 140 ribu,” terangnya.

Untuk antisipasi terhadap kenaikan harga sembako di pasar, Irwansyah menjelaskan pihaknya tidak bisa ikut campur, karena tidak ada subsidi untuk menetapkan harga.

“Tidak ada subsidi jadi macet, mau bagaimana misalnya dilakukan operasi pasar. Kita tidak punya langkah antisipasi kenaikan harga sembako, misalnya daging karena tidak ada subsidi dari Pemerintah.

Karena kita tidak punya kemampuan dana untuk membantu dalam kenaikan harga sembako. Di pasar kita tidak bisa intervensi harga, kecuali ada subsidi dari pemerintah,” tutup Irwansyah. BACA JUGA: Rp 30 Juta Uang THR dari Bupati Kaur

Dicermati

Sementara itu, meski kenaikannya tidak terlalu signifikan, namun antisipasi terhadap kenaikan harga sembako lainnya selama Ramadan hingga Idul Fitri patut dicermati.

Bank Indonesia (BI) Perwakilan Bengkulu memberi rekomendasi memasuki Ramadan dan Idul Fitri agar diatasi dengan cara mengeluarkan kebijakan - kebijakan jangka pendek hingga menengah.

Kepala Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, Joni Marsius mengatakan rekomendasi kebijakan jangka pendek-menengah bisa melalui operasi pasar (OP).

Serta, pemantauaan harga secara rutin pada komoditas persisten inflasi serta KAD dan pemanfaatan digitalisasi.

“Sedangkan untuk rekomendasi jangka panjang, Bank Indonesia mengusulkan pengembangan industri pengolahan melalui pengembangan infrastruktur pendukung konektivitas,” ujarnya kepada RB. (iks/cw4)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: