Berbagai Sektor Keuangan di Bengkulu Tumbuh positif
BENGKULU, rakyatbengkulu.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bengkulu menggelar rilis market update kinerja OJK Bengkulu untuk triwulan pertama. Secara umum tren mengalami pertumbuhan positif dari berbagai sektor keuangan.
Updatean ini disampaikan Kepala OJK Bengkulu, Tito Adji Siswantoro dalam kegiatan media update dan buka puasa bersama wartawan media Bengkulu di Kantor OJK Bengkulu, Kamis (14/4).
Dalam pemaparannya, Kepala OJK Bengkulu merilis dari jejaringan jasa keuangan 15 bank konvensional, 4 bank syariah, 5 BPR dan 3 BPR syariah, ada 69 Industri Keuangan Non Bank (IKNB) serta pasar modal terdapat 1 perwakilan PT Bursa Efek Indonesia, 12 gerai investasi dan 8 bank agen penyalur.
Tren bank konvensional tumbuh positif, yaitu meningkat 6,29% (yoy) dan meningkat 2,19% (ytd). Peningkatan tersebut seiring dengan meningkatnya jumlah kredit dan/atau pembiayaan yang disalurkan kepada pihak ketiga, yaitu meningkat 7,17% (yoy) dan meningkat 0,99% (ytd).
Selain itu, penghimpunan dana pihak ketiga secara umum masih menunjukkan pertumbuhan positif dibandingkan posisi yang sama pada tahun sebelumnya (Februari 2021) yaitu tumbuh 12,86%.
Ia juga mejelaskan bahwa di Provinsi Bengkulu, masyarakat masih dominan menggunakan produk perbankan konvensional daripada syariah. Masyarakat Bengkulu juga dominan menggunakan produk tabungan, daripada deposito dan giro.
Namun kondisinya terbalik pada tren pertumbuhan aset BPR/BPRS di wilayah Provinsi Bengkulu. Menunjukkan kecenderungan tumbuh positif, yaitu meningkat 14,45% (yoy) dan meningkat 0,62% (ytd). Di Bengkulu, terlihat masyarakat menggunakan produk simpanan pada BPRS daripada BPR.
"Jadi secara umum kesimpulannya secara ekonomi tren sektor keuangan dari pengawasan kami trennya tumbuh positif," ungkap Tito.
Sementara itu, untuk pasar modal di Bengkulu terdapat 12 galeri investasi kerja sama antara PT Bursa Efek Indonesia, Perguruan Tinggi (PT), dan perusahaan sekuritas.
Ke depannya OJK Bengkulu akan terus meningkat kinerja dalam edukasi jasa keuangan dan dukungan terhadap UMKM melalui berbagai kegiatan.
"Dukungan kita dengan perpanjangan restrukturisasi bagi debitur terdampak Covid-19 hingga 2023, peningkatan literasi dan inklusi keuangan serta perlindungan konsumen," ujanya.
Selain itu juga mendorong kebijakan stimulus program, pemulihan ekonomi nasional, meluncurkan Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (KPMR). Serta, mempermudah dan mempercepat akses pembiayaan melalui digitalisasi UMKM.
"Sekalian kami mengajak rekan-rekan media kita untuk memberi informasi dan bersama kita edukasi masyarakat tentang jasa keuangan dengan positif," pungkasnya. (gik)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: