HONDA

“Dulur Kito” Bersama 5 Gubernur Sepakat Majukan Aglomerasi Sumbagsel

“Dulur Kito” Bersama 5 Gubernur Sepakat Majukan Aglomerasi Sumbagsel

 

Erick Thohir: Indonesia Harus Punya Roadmap

BENGKULU, rakyatbengkulu.com - Masyarakat Profesional Sumatera Bagian Selatan (Maspro Sumbagsel) mengadakan Seminar Membangun Aglomerasi Sumbagsel Jilid II dengan tema Meneguhkan Komitemen "Dulur Kito" dalam Mengakselerasi Konektivitas Darat - Laut Antar 5 Provinsi Se Sumbagsel Untuk Nusantara - Indonesia.

Seminar Jilid II ini dihadiri langsung oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan juga lima gubernur di Sumbagsel yang sepakat memajukan Aglomerasi Sumbagsel untuk Indonesia.

"Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi yang penting namun harus punya roadmap sendiri," kata Erick Thohir yang merupakan dulur kito Wong Sumbagsel asal Gunung Sugih Lampung Tengah pada saat Seminar Jilid II di Ciputra Artprenuer - Kuningan Jakarta Selatan, Sabtu (16/4/2022).

Menurutnya, salah satu roadmap-nya adalah hilirisasi sumberdaya alam dan isu pangan. Kalau dilihat data-data di dunia menunjukkan pangan akan terus naik dan tidak turun sampai 2030.

"Kita lihat kondisi Indonesia ini importir minyak, pertanyaan apakah kekuatan sumberdaya alam atau pangan kita yang sekarang banyak diekspor keluar negeri bisa bertahan lama selama harga minyak masih mahal," katanya.

Artinya apa?, surplus perdagangan yang hampir Rp 300 triliun ini pun akan terancam ketika BBM terus setinggi hari ini, karena masih import. Tetapi income dan pertambangannya terus menurun.

"Maka ini sebuah potensi bagaimana Sumbagsel bisa untuk mengambil kesempatan yang ada. Jadi selain infrastruktur, penopang pemasukan negara dari segi sumberdaya alam dan pangan juga harus ditingkatkan," pesannya.

Menurutnya, pangan jadi hal yang sangat penting kedepan. Kalau bicara pangan di kementerian BUMN mengenalkan namanya program Makmur (Mari Kita Majukan Usaha Rakyat), targetnya 200 ribu hektare sekarang baru 80 hektare khususnya Sumbagsel ada 8 hektare. Ini yang membedakan dengan program sebelumnya, dimana kalau program sebelumnya petani hanya diberikan pembiayaan tanpa pendamping bahkan kalau gagal panen didiamkan dan tidak ada off takernya.

Makmur ini ada fokus pada lima hal yaitu sawit, gula, kopi, padi dan jagung. Progam ini bisa berhasil kalau didukung oleh pemerintah daerah dan Kementerian lainnya. Petani diberikan dana dari Himbara, lalu diberikan pupuk yang tepat waktu tapi non subsidi, tetapi bibit yang benar. Didampingi Jasindo kalau gagal panen. Hasilnya 100 persen di off taker.

"Para gubernur dan bupati agar mendorong program Makmur, agar lebih besar dan harus berkomitmen sama-sama. Jenisnya tidak boleh beda-beda, kalau beda-beda tidak memungkinkan dan jadi berat dari segi logistiknya," katanya.

Lalu ada juga progam sawit untuk rakyat. Indonesia ini produksi sawitnya 46 juta dan Malaysia 18 juta, tapi dengan adanya perang Ukraina dan Rusia efeknya menguncang 20 persen minyak nabati.

"Banyak negara Eropa yang tadinya menolak beli sawit, tapi sekarang diam-diam beli sawit artinya kalau kita bisa tunjukan ke negara lain bahwa kita punya ekosistem yang besar maka itu akan jadi peluang yang bagus," katanya.

Menurutnya, kebutuhan minyak hayati penting dan ada market yang hilang. Inilah yang didorong, tentu di Sumbagsel jangan kalah dengan Sumut karena sawit trend-nya luar biasa.

"Terlepas dari infrastruktur yang dijalankan tapi ini software yang bisa dijalankan dan fokus pada titik-titik yang tepat itu bisa jadi kunci," cetusnya.

Menurut Erick Thohir, Indonesia Investment Authority (INA) bersama kementerian memberikan solusi, ketika jalan tol tidak lagi berdasarkan hutang tapi investasi. Karena harus menekan beban utang.

Bahkan menurutnya, INA sudah bertransaksi untuk tol Sumatera dan Jawa sebesar Rp 39 triliun yang diharapkan dengan kesehatan HK dan Waskita bisa meneruskan jalan tol lain yang ada di Sumatera. Karena kalau mau berutang berat sekali, namun karena utang turun dengan investasi maka jalan tol bisa dikembangkan lagi.

"Kita perlu meningkatkan peran swasta yang besar, 1/3 dorongan ekonomi nasional. Memang saat Covid-19 BUMN dan Pemerintah pusat, tapi kedepan harus dikejar lagi supaya pertumbuhan ekonomi yang kita harapkan bisa terus diatas 5 persen terlepas inflasi kita ketika harga-harga naik karena banyak impor," katanya.

Menurutnya, inflasi tidak boleh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi. Maka ini yang harus dijaga. Perlu bekerja sama saling merajut tanpa harus menyalahkan. Karena ini solusi yang penting untuk semua.

"Inilah Keluarga kita Sumbagsel. Dimana para bupati dan gubernur bersatu dan memberikan solusi. Maspro ditantang apa hasil yang didapatkan dan apa implementasi kongkrit dari masing-masing keputusan yang diambil dari seminar jilid II ini," katanya.

Sementara itu Budi Karya Sumadi yang merupakan Wong Palembang mengatakan, bahwa ia mengapresiasi terhadap Maspro yang telah mengadakan event seperti ini.

"Ini harus dilakukan terus dan saya sepakat Sumbagsel akan bangkit menjadi salah satu bagian dari tanah air yang memberikan kontribusi yang baik. Itulah doa kita dan semoga dikabulkan," katanya.

Sedangkan Basuki Hadimuljono yang pernah tinggal dan sekolah di Sumsel mengatakan, bahwa ia mendukung Sumbagsel untuk berkembang ke depan.

"Sumbagsel akan kita jadikan sapu lidi yang kuat. Saya harapkan dari kegiatan ini ada laporan hasil yang didiskusikan," pesannya.

Sementara itu dalam seminar Jilid II Maspro kali ini dihadir langsung lima gubernur di Sumbagsel yaitu Herman Deru Gubernur Sumatera Selatan, Erzaldi Rosman Gubernur Bangka Belitung, Arinal Djunaidi Gubernur Lampung, Al Haris Gubernur Jambi, dan Rohidin Mersyah Gubernur Bengkulu.

Turut hadir bupati dan walikota di lima Provinsi se Sumbagsel Musa Ahmad, Bupati Lampung Tengah, Dawam Rahardjo Bupati Lampung Timur, Dendi Rahmadona Bupati Pesawaran, Agus Istiqlal Bupati Pesisir Barat, Sujadi Saddat Bupati Pringsewu, Dewi Handajani Bupati Tanggamus, Winarti, Bupati Tulang Bawang, dan Raden Adipati Surya Bupati Way Kanan. Lalu Popo Ali Martopo Bupati Ogan Komering Ulu Selatan, Lanosin Hamzah Bupati Ogan Komering Ulu Timur, Heri Amalindo Bupati Penukal Abab Lematang Ilir, dan Prana Putra Sohe Wali Kota Lubuklinggau.

Kemudian Kopli Ansori Bupati Lebong, Sapuan Bupati Mukomuko, Gusnan Mulyadi Bupati Bengkulu Selatan, Hidayatullah Sjahid Bupati Kabupaten Kepahiang, Syamsul Effendi Bupati Rejang Lebong, Lismidianto Bupati Kaur dan Ferry Ramli Bupati Bengkulu Tengah.

Ada juga Tantowi Yahya sebagai perwakilan dari Maspro Sumbagsel, Ketua BPK RI Agung Firman Sampurna. dan moderatornya Helmy Yahya. (desti/prw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: