HONDA

Pabrik Sawit Banyak Tutup, Muharamin Minta Mendag Turun Tangan.

Pabrik Sawit Banyak Tutup, Muharamin Minta Mendag Turun Tangan.

 

BENGKULU, rakyatbengkulu.com - Pabrik kelapa sawit (PKS) banyak tutup di Provinsi Bengkulu, semakin mengkhawatirkan.

Bila tidak segera diatasi, para petani kelapa sawit makin merugi. Anggota DPRD Provinsi Bengkulu Ir. Muharamin meminta agar Pemerintah Pusat melalui Menteri Perdagangan turun tangan.

“Persoalan pabrik kelapa sawit banyak tutup ini disinyalir kuat karena terkendala pemasaran. Kementerian terkait saya kira harus menelusuri penyebabnya dari hulu ke hilir,” kata politisi Partai Demokrat tersebut.

Seperti diketahui delapan PKS di Provinsi Bengkulu tidak menerima pembelian TBS kelapa sawit dari petani dengan alasan tangki Crude Palm Oil (CPO) penuh. PKS belum bisa menjual atau mengekspor CPO.

“Mungkin karena kebijakan larangan ekspor dulu, sejumlah kontrak putus. Sekarang kebijakan tersebut sudah dicabut. Artinya tinggal kerja sama kontrak lagi,” tukas wakil rakyat empat periode tersebut.

Dia berharap PKS tetap berani membeli TBS kelapa sawit. Sebagai petani sawit, dia mengaku merasakan penderitaan para petani sawit lainnya.

“Ini tinggal menunggu waktu. Jadi PKS harus berani. Mudah-mudahan segera terselesaikan,” tukasnya.

Sementara itu, antrean penjualan Tandan Buah Sawit (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) milik PT. Anugerah Pelangi Sukses (APLS) dikeluhkan sopir angkutan TBS yang tak kunjung mendapatkan kepastian kapan TBS bisa dibeli oleh PKS.

Salah satu sopir Truk TBS yang mengantre Epri (38) warga Bengkulu Selatan mengatakan TBS dibawa dari Bengkulu Selatan sudah empat hari empat malam mengantre tanpa kejelasan kapan TBS ini bisa di bongkar untuk dibeli Pabrik.

Untuk muatan yang dibawa ini seberat 20 ton dan saat ini kondisi brondol buah sudah mulai berjatuhan. Tentunya akan mempengaruhi berat timbangan pada saat penjualan nanti.

“Kami berharap ada kejelasan kapan TBS kami bisa dibeli, mengingat untuk uang jalan sudah habis dipakai untuk keperluan mengantre tanpa kejelasan ini.

Setelah itu belum lagi waktu yang dikorbankan harus berpisah dengan keluarga, tolong nasib kami pak,”ungkapnya

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Provinsi Bengkulu Ir. Ricky Gunarwan dalam kunjungannya ke PKS miliki PT. APLS mengatakan, terkait TBS yang dibeli PKS secara terbatas bahkan, sudah banyak PKS yang tutup tidak melayani pembelian TBS saat ini.

Dikarenakan saat ini sedang dimasa panen puncak TBS yang mana menyebabkan banjir buah di mana-mana.

Kemudian karena beberapa waktu lalu larangan ekspor CPO sempat dihentikan oleh Pemerintah Pusat, dan saat ini sudah dibuka kembali membuat tangki penyimpanan milik PKS ini penuh.

Sehingga membutuhkan waktu untuk dapat menyalurkan hasil produksi tersebut agar dapat menampung CPO kembali.

“Kami juga mendapat informasi terkait ekspor CPO ini, masih dibatasi pengirimannya, sehingga wajar saja terjadi penumpukan di tangki penimbunan di beberapa PKS yang ada di Provinsi Bengkulu, termasuk Kaur.

Kami juga akan bersurat kepemerintah pusat terkait permasalah yang terjadi di daerah saat ini, sangat merugikan banyak pihak,” terangnya. (red/prw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: