HONDA

Siaran Omni

Siaran Omni

Perangkat tv digital, STB yang mesti dimiliki. Foto: IST rb--

Johnny lantas masuk fakultas kehutanan UGM Yogyakarta. Hanya sebentar. "Ternyata lulusan fakultas kehutanan bisa jadi Presiden," guraunya. 

Dengan pindah ke gidital banyak frekuensi yang bisa dihemat.

"Frekuensi yang selama ini dipakai siaran TV analog bisa dimanfaatkan untuk telekomunikasi. Negara bisa mendapat penghasilan jauh lebih banyak dari telekomunikasi," ujar Prof Subiakto.

Ketika dipakai siaran TV, negara hanya mendapat ratusan miliar rupiah.

Tapi bila frekuensi yang sama dipakai telekomunikasi negara bisa mendapat puluhan triliun rupiah. Yakni dari perusahaan seluler. 

Satu stasiun TV analog, misalnya, butuh bandwith 8 MHz.

Setelah menjadi digital 8 MHz tersebut bisa dipakai bareng-bareng. Bisa untuk 9-13 stasiun TV. 

Hasil efisiensi frekuensi itu bisa dipakai untuk melayani kebutuhan masyarakat memperkuat  broadband internet.

Dengan demikian ekonomi digital bisa lebih maju. Kebutuhan bandwidth internet kian besar.

Prof Subiakto mengajak itung-itungan. Besar mana efek ekonomi untuk rakyat: frekuensi dipakai siaran TV atau dipakai internet.

Ia memastikan jauh lebih bermanfaat bila dipakai memperkuat jaringan internet.

"Trickle down effect dari layanan internet ke masyarakat memunculkan efek ekonomi sangat besar dibanding saat frekuensinya dipakai untuk penyiaran," katanya. 

Sebagai contoh 10 MHz frekuensi bisa dipakai melayani jutaan pelanggan seluler. Sedang untuk penyiaran analog 8 MHz hanya untuk 1 lembaga penyiaran TV.

Rasanya di bidang frekuensi ini kita bisa tiba-tiba simpati pada Omnibus Law. Menkominfo yang sekarang boleh menepuk dada.

Juragan-juragan TV besar bisa ia tundukkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: