HONDA

Aogashima, Melihat Kehidupan Desa di Kawah Gunung Berapi Aktif Jepang

Aogashima, Melihat Kehidupan Desa di Kawah Gunung Berapi Aktif Jepang

Aogashima, Melihat Kehidupan Desa di Kawah Gunung Berapi Aktif Jepang --rakyatbengkulu.disway.id

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Sebuah pulau vulkanik yang teletak di selatan Jepang daerah Mikronesia paling utara yang di beri nama pulau Aogashima. Dimana pulau tersebut berpenghuni dan berada paling selatan dan terisolasi. 

Namun secara politik dan administrasi adalah bagian dari Jepang, tetapi secara geografis bukanlah bagian dari kepulauan Jepang.

BACA JUGA:Awas! Ini Jenis Makanan Manusia yang Tidak Boleh Diberikan ke Kucing Peliharaan

Pulau tersebut berbatasan dengan Laut Filipina timur laut, terletak tepat di utara Kepulauan Bonin, yang diperintah juga oleh Jepang.

Sekitar 200 mil di selatan Tokyo, Jepang hiduplah sekelompok masyarakat di dalam sebuah pulau yang bernama Aogashima.

BACA JUGA:Mengungkap Manfaat Teh Bunga Krisan: Ramuan Ajaib yang Telah Dikenal Sejak Zaman Cina Kuno

Penduduk yang tinggal di pulau Aogashima, harus senantiasa siap sedia menghadapi bencana yang akan menimpa kapan saja.

Bagaimana tidak, pulau yang eksotik dengan hamparan daratan dan tanaman nan hijau merupakan sebuah gunung berapi yang aktif dan sewaktu-waktu dapat saja meletus.

BACA JUGA:5 Potensi Wisata Pulau Enggani yang Perlu Dikembangkan, Berpotensi Menarik Wisatawan

Aogashima merupakan sebuah pulau vulkanik seluas 8,75 kilometer persegi. Dengan kata lain, pulau ini adalah sebuah gunung yang masih aktif dan diawasi oleh Badan Meteorologi Jepang. Aogashima tentu punya kawah atau kaldera yang saling tumpang tindih.

Di dalam kawah tersebutlah, ada sekitar 170 penduduk yang berdampingan dengan gundukan gunung api yang masih hidup.

BACA JUGA:Fakta Unik Kucing Odd Eye yang Diangggap Istimewa di Turki, Kedua Matanya Berbeda Warna

Cerita para nelayan yang tinggal di pulau Aogashima secara turun temurun, pernah terjadi letusan hebat. Meski tampak nekat, dimana penduduknya pada masa itu pernah merasakan peristiwa yang tak terlupakan.

Tepatnya pada 18 Mei 1785, gunung berapi tersebut mulai memuntahkan sejumlah lahar dari perut bumi. Dimana peristiwa yang kelam lebih dari 230 tahun lalu tersebut diawali dengan guncangan yang sangat hebat di seluruh pulau. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: