Hujan Abadi, Mawsynram Desa Paling Basah di Dunia, Kini Menjadi Tempat Wisata
Hujan Abadi, Mawsynram Desa Paling Basah di Dunia, Kini Menjadi Tempat Wisata--rakyatbengkulu.disway.id
BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Bertempat di ketinggian 1.400 meter di atas perbukitan Khasi timur, India, Desa Mawsynram disebut sebagai daerah paling basah di dunia. Ini karena desa tersebut memiliki curah hujan rata-rata 11.862 mm setiap tahun.
Sebagai perbandingan, rata-rata curah hujan di Indonesia mencapai 2.702 mm per tahun. Sementara Desa Mawsynram, menjadi terkenal setelah pola cuacanya yang unik serta menarik minat para ahli meteorologi.
BACA JUGA:Menelisik Kota Terkutuk Madain Saleh, Nabi Muhammad Katakan Menangislah
Curah hujan yang tinggi disebabkan oleh arus udara musim panas yang menyapu dataran banjir beruap di Bangladesh. Hal tersebutlah yang menyebabkan penumpukan kelembapan saat bergerak ke utara.
Ketika awan yang dihasilkan menghantam perbukitan curam Meghalaya, dengan melalui celah yang menyempit di atmosfer serta dikompresi hingga tidak dapat lagi menahan kelembapan. Inilah yang menyebabkan hujan yang hampir terus-menerus di desa itu.
BACA JUGA:6 Fakta Unik Ekor Kucing yang Belum Banyak Diketahui, Ekor Pendek Pembawa Rezeki?
Desa Mawsynram tersebut, berlahan-lahan berubah menjadi tempat wisata yang banyak dikunjungi pelancong.
Saat menuju ke Desa Mawsynram, kamu akan disambut dengan lapisan kabut tebal yang mengurangi jarak pandang secara cepat, bahkan hanya 10 meter.
BACA JUGA:Rekomendasi 6 Smart TV Layar 55 Inch Terbaik, Ini Daftar Harganya
Setelah itu, kamu akan melewati jalanan berliku di sepanjang sisi bukit yang sangat curam serta disambut dengan hujan ringan atau lebat, hal ini tergantung dari musim yang tengah berjalan.
Saat perjalanan menuju Desa Mawsynram, kamu juga akan melihat petani mengenakan tameng hujan tradisional yang dikenal sebagai knup, pada saat merawat ladang.
BACA JUGA:Bukan Pertanda Baik: Bunga-Bunga Cantik yang Menakjubkan Tumbuh di Antartika
Tameng hujan tersebut terbuat dari bambu dan daun pisang. Tameng yang berbentuk tempurung penyu ini tidak hanya memberikan perlindungan seluruh tubuh, bahkan juga mampu menahan hujan lebat disertai angin kencang yang merupakan ciri khas daerah tersebut.
Masyarakat Desa Mawsynram terdiri dari 100 rumah tangga. Untuk mengitari desa kecil tersebut, hanya membutuhkan penjelajahan selama satu hari. Namun disarankan, supaya pengunjung dapat menginap setidaknya satu malam untuk menikmati kehidupan lokalnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: