HONDA

Menyelami Kesenian Tari Kejei, Ekspresi Sakral Adat Rejang Bengkulu dengan Nilai-Nilai Tradisional

Menyelami Kesenian Tari Kejei, Ekspresi Sakral Adat Rejang Bengkulu dengan Nilai-Nilai Tradisional

Ekspresi sakral adat Rejang Bengkulu dengan nilai-nilai tradisional, menyelami kesenian tari kejei.--Instagram/monahenna_weddinggallery

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Ada beragam kesenian tradisional Bengkulu, salah satunya Tari Kejei yang merupakan ekspresi sakral adat Rejang Bengkulu dengan nilai-nilai tradisional.

Bagaimana sejarah kemunculan kesenian Tari Kejei ini? Berikut rakyatbengkulu.com himpun dari berbagai sumber.

Tari Kejei, kesenian sakral khas suku Rejang Bengkulu, memikat dengan nilai-nilai mistisnya yang disertai dengan penyelenggaraan beberapa sesajen.

Awalnya, tarian tradisional ini merupakan bagian dari perayaan hajatan besar yang diadakan oleh masyarakat suku Rejang Bengkulu.

BACA JUGA:Bukan Cuma Kuliner Khas, Lemang Makanan Syarat Adat Pernikahan di Bengkulu yang Kental Filosofi Kehidupan

Hajatan ini dianggap sebagai yang terbesar karena hanya dapat diakses oleh kalangan masyarakat yang mampu.

Suasana hajatan dimeriahkan oleh pemotongan beberapa hewan seperti kerbau, kambing, atau sapi, sebagai syarat sahnya upacara kejei.

Tari Kejei, sebuah kesenian sakral, dipersembahkan oleh para muda-mudi di pusat-pusat desa pada malam hari, ditemani penerangan lampion yang memperindah suasana.

Pada masa lalu, tarian ini menjadi ajang perkenalan antara bujang dan gadis suku Rejang.

BACA JUGA:Gubernur Rohidin Terima Anugerah Kehormatan Lembaga Adat Melayu Jambi, sebagai 'Datuk H. Rohidin Mersyah'

Pertama kali diadakan pada pernikahan Putri Senggang dan Biku Bermano, Tari Kejei kini masih tetap eksis sejak dibawa oleh pedagang Pasee bernama Hassanuddin Al Pasee pada tahun 1468.

Acara kejei pada masa lalu berlangsung dalam rentang waktu yang cukup panjang, mulai dari 3 hari hingga 9 bulan berturut-turut.

Oleh karena itu, upacara ini secara khusus diperuntukkan bagi kalangan masyarakat yang mampu melaksanakannya.

Tari Kejei, yang diyakini telah ada sebelum masa kekuasaan biku Majapahit, memiliki keunikan dengan diiringi musik dari alat-alat bambu seperti kulintang, seruling, dan gong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: