HONDA

Benarkah Ketindihan Saat Tidur Disebabkan Oleh Setan, Berikut Penyelasan Secara Ilmiah Berdasarkan Jurnal

Benarkah Ketindihan Saat Tidur Disebabkan Oleh Setan, Berikut Penyelasan Secara Ilmiah Berdasarkan Jurnal

Benarkah Ketindihan Saat Tidur Disebabkan Oleh Setan, Berikut Penyelasan Secara Ilmiah Berdasarkan Jurnal--Instagram.com/igh.official//

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM – Banyak masyarakat Indonesia yang percaya bahwa ketindihan merupakan fenomena yang disebabkan oleh jin atau setan saat tidur.

Seseorang yang mengalami ketindihan biasanya tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya juga tidak bisa mengeluarkan suara untuk berteriak, dan sulit untuk bernapas.

Selain itu, seseorang yang mengalami ketindihan sering kali melihat sosok-sosok yang menakutkan di sekitarnya.

BACA JUGA:Lewat Organisasi Kampus, Kamu Bisa Kembangkan Diri, Simak 6 Tips Berikut untuk Memilih Organisasi Tujuan

Hal ini membuat banyak masyarakat Indonesia beranggapan jika kita tertindih berarti setan sedang menindih kita.

Namun, sebetulnya tidak ada yang supranatural mengenai "ketindihan". Hal ini sebenarnya bisa dijawab secara ilmiah berdasarkan jurnal penelitian yang sudah ada.

Secara ilmiah, ketindihan saat tidur atau sleep paralysis adalah fenomena medis terkait gangguan tidur yang ditandai dengan ketidakmampuan sementara untuk bergerak, berbicara dan bereaksi selama tidur.

BACA JUGA:Film Menjelang Ajal Akan Tayang 30 April 2024 di Bioskop, Siap-siap Diteror Jumpscare

Menurut LiveScience, hampir 40 persen penduduk di dunia pernah mengalami fenomena ketindihan.

Kemudian fenomena ini dikenal dalam dunia medis dengan sebutan sleep paralysis atau kelumpuhan tidur.

Para ahli telah lama mengetahui bahwa fenomena kelumpuhan tidur terjadi pada tahap tidur REM (Rapid Eye Movement), dimana tidak ada aktivitas dan pergerakan otot.

BACA JUGA:Sebuah Mortir Ditemukan Petani di Rejang Lebong, Tim Jibom Satbrimobda Polda Bengkulu Lakukan Disposal

Pada tahap ini seseorang biasanya mengalami mimpi yang paling emosional, jadi untuk mencegah kita mewujudkan mimpi tersebut, otak melumpuhkan otot untuk sementara agar tidak bergerak secara ekstrem.

Akibatnya, saat seseorang terbangun dalam fase REM, orang tersebut menjadi tidak bisa bergerak atau mengalami kelumpuhan sementara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: