Ramai Dibicarakan, Nyoman Nuarta Ungkap Filosofi Desain Istana Garuda IKN yang Memiliki Arti Ini

RAKYATBENGKULU.COM - Desain Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN) ramai dibicarakan. Ada yang pro, ada pula yang kontra.

Desainer terkemuka Nyoman Nuarta, perancang Istana Garuda di IKN pun menjelaskan bahwa desain istana yang tampak seperti memeluk ini mengandung makna filosofi perlindungan terhadap bangsa Indonesia.

Filosofi ini menggambarkan Burung Garuda sebagai simbol negara yang melindungi rakyatnya.

Nyoman menyatakan bahwa desain sayap Burung Garuda yang terlihat memeluk mencerminkan semangat perlindungan dan kebesaran hati bangsa Indonesia.

BACA JUGA:Kasus DBD di Mukomuko Meningkat Menjadi 480 Orang, Dinkes Terus Lakukan Pencegahan

BACA JUGA:Kelakuan! Rizky Billar Didenda Rp 1,2 Juta oleh Pihak Hotel Gegara Coretan sang Anak

Menurutnya, Burung Garuda yang menunduk bukanlah simbol kelemahan, melainkan perlindungan yang rendah hati.

“Kalau Garuda menghadap ke atas, bisa dianggap sombong. Saya memilih untuk membuat sayapnya memeluk, melambangkan perlindungan,” ujar Nyoman, dikutip antaranews.com, Minggu, 11 Agustus 2024.

Istana Garuda dibangun di atas bukit di IKN, dan Nyoman menegaskan bahwa bukit tersebut dipertahankan keasliannya tanpa dilakukan pembongkaran. Hal ini dilakukan untuk menjaga integritas alam sekitar.

“Tinggi Istana Garuda dari jalan mencapai 44 meter, dan dari permukaan laut 88 meter. Total tinggi istana mencapai 70 meter dari puncak bangunan Garuda,” jelas Nyoman yang juga dikenal atas karya Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali.

BACA JUGA:4 Pola Asuh yang Baik dalam Membentuk Karakter Positif Anak dalam Prinsip Parenting

BACA JUGA:Ini 5 Cara yang Bisa Dilakukan Orang Tua untuk Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Pada Anak

Desain lingkungan sekitar istana juga mendapat perhatian khusus. Nyoman menuturkan bahwa tebing-tebing di sekitar istana akan ditanami berbagai jenis tanaman, menciptakan suasana alami yang asri dan sejuk.

Ruang tunggu di dalam istana dirancang dengan konsep unik, terasa melayang di antara tebing setinggi 30 meter dan langit-langit dengan tinggi yang sama.

Sumber: