Ciplukan di Era Digital, Dari Tanaman Tradisional ke Tren Media Sosial
Ciplukan, buah kecil nan tradisional, kini menjadi tren di media sosial. Bagaimana tanaman ini berkembang dari lokalitas pedesaan ke popularitas global?--instagram.com/grupkuliner
RAKYATBENGKULU.COM - Ciplukan, buah kecil berbungkus kelopak hijau yang dulu sering diabaikan di pinggir sawah, kini berubah menjadi salah satu buah yang paling dicari.
Di era digital, tanaman tradisional ini tak hanya menarik perhatian pecinta kuliner sehat, tetapi juga jadi tren di media sosial.
Mulai dari TikTok hingga Instagram, konten yang membahas ciplukan semakin ramai.
Dari manfaat kesehatannya hingga cara menikmatinya, ciplukan kini menjadi buah lokal yang populer secara global.
Lalu, bagaimana tanaman yang dulu hanya dikenal di desa-desa bisa meledak di dunia maya? Yuk, kita bahas!
BACA JUGA:Mitos atau Fakta? Khasiat Ciplukan untuk Penyembuhan Penyakit Serius
BACA JUGA:Ide Cemilan Sehat: Resep Smoothie dan Salad dengan Ciplukan
Ciplukan: Dulu Dianggap "Biasa", Sekarang Jadi "Luar Biasa"
Bagi generasi yang tumbuh di pedesaan, ciplukan mungkin bukan hal baru.
Tanaman ini sering ditemukan tumbuh liar di ladang atau tepi jalan.
Buahnya kecil, berwarna kuning keemasan saat matang, dengan rasa manis asam yang segar.
Namun, apa yang dulu dianggap biasa kini berubah drastis.
Ciplukan berhasil menarik perhatian masyarakat modern berkat klaim manfaat kesehatannya.
Kandungan nutrisi seperti vitamin C, antioksidan, dan serat membuatnya masuk ke dalam kategori superfood.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: