Wabah Ngorok Serang Mukomuko, 50 Ekor Kerbau Mati Terinfeksi Septicaemia Epizootica

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Fitriani Ilyas --Bayu/Rakyatbengkulu.com
MUKOMUKO, RAKYATBENGKULU.COM – Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Mukomuko mengonfirmasi adanya kematian massal hewan ternak jenis kerbau akibat wabah penyakit Septicaemia Epizootica (SE) atau yang dikenal juga dengan nama ngorok.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Fitriani Ilyas menyebutkan bahwa sebanyak 50 ekor kerbau telah ditemukan mati akibat terinfeksi penyakit tersebut.
Wabah ini diketahui menyebar di dua wilayah, yakni Desa Pernyah di Kecamatan Teramang Jaya dan Desa Retak Hilir di Kecamatan Ipuh.
"Dengan adanya wabah penyakit di dua kecamatan itu, petugas kita sudah turun ke lapangan dan melakukan pemeriksaan diagnosis terhadap hewan ternak yang terserang penyakit ngorok ataupun SE ini," ujarnya, Kamis 8 Mei 2025.
BACA JUGA:Haru! Ibu Ceritakan Anak Gantikan Ayah yang Telah Wafat untuk Naik Haji
BACA JUGA:Dinkes Bengkulu Buka Layanan Pendaftaran BPJS Kesehatan Gratis, Prioritaskan Warga Tidak Mampu
Fitriani menjelaskan bahwa pihaknya telah mengirimkan sampel hewan ke Balai Veteriner Lampung, dan hasil laboratorium menyatakan positif terinfeksi SE.
“Hasil dari Laboratorium Balai Veteriner Lampung yang kita kirim sampelnya positif, untuk itu kami akan lakukan vaksinasi terhadap hewan yang belum terdampak, untuk yang sudah terdampak kita lakukan pengobatan,” ungkapnya.
Dinas Pertanian juga telah mendapatkan bantuan 1.200 dosis vaksin SE dari Kementerian Pertanian yang akan digunakan untuk mencegah meluasnya wabah di kalangan hewan ternak lainnya.
"Sudah ada 1.200 dosis untuk vaksin penyakit SE ini, dan petugas juga akan ke lapangan untuk menyuntikkan dosis ke hewan ternak sebagai upaya antisipasi. Selain itu, untuk hewan ternak yang sudah terinfeksi ini susah untuk kembali sehat,” katanya.
BACA JUGA:Demi Keselamatan Pelajar, Rejang Lebong Berlakukan Larangan Bawa Motor ke Sekolah
Sebagai langkah pencegahan, Fitriani mengimbau para peternak di Mukomuko agar mengandangkan hewan ternaknya agar mempermudah proses vaksinasi oleh petugas di lapangan.
“Jadi peternak diminta untuk dapat mengandangkan hewan ternaknya, agar mudah dilakukan vaksin, kalau tidak dikandangkan petugas kita yang kesulitan untuk melakukan vaksin,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: