Mukomuko dan Kepahiang Tertinggi, Bengkulu Catat 20 Kasus Kekerasan Perempuan dalam Tiga Bulan

UPTD PPA--Foto KORANRB.ID
“Kami sangat prihatin atas masih tingginya angka kekerasan terhadap perempuan di Provinsi Bengkulu pada Triwulan I tahun 2025 ini. Meskipun seluruh korban sudah mendapatkan layanan yang diperlukan, hal ini tetap menjadi alarm bagi kita semua untuk semakin memperkuat upaya pencegahan dan perlindungan,” ujarnya.
Bagi Ekmaharti, penanganan saja tidak cukup. Ia menekankan bahwa upaya pencegahan harus dimulai dari hulu: lingkungan terdekat, keluarga, dan lembaga pendidikan.
“Kami mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai dari keluarga, tetangga, hingga lembaga pendidikan, untuk lebih peduli dan berani melapor jika mengetahui adanya tindakan kekerasan. Jangan ragu untuk melapor. Kita harus peduli terhadap perempuan dan anak-anak. Pencegahan hanya akan efektif jika dilakukan secara kolaboratif,” pungkasnya.
BACA JUGA:Jejak Politik Helmi Hasan: Kombinasi Religius, Merakyat dan Visioner
BACA JUGA:Dahlan Iskan Disebut Tersangka, Tim Hukum: Tidak Pernah Dapat Pemberitahuan Resmi
DP3AP2KB pun menyerukan peran aktif dari lintas sektor, terutama pemerintah daerah dan tokoh masyarakat, agar program pencegahan tak berhenti di tataran konsep, namun benar-benar menyentuh realitas sosial. Dalam hal ini, kesadaran publik menjadi faktor utama untuk mendorong perubahan.
Kekerasan terhadap perempuan bukan hanya urusan korban dan pelaku.
Ini adalah masalah kemanusiaan yang menuntut keberanian bersama untuk bertindak, tidak lagi diam dan tidak lagi menutup mata.
Berita ini telah tayang di KORANRB.ID dengan judul: 20 Kasus Kekerasan terhadap Perempuan di Bengkulu Triwulan Pertama 2025, Mukomuko dan Kepahiang Tertinggi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: