Awards Disway
HONDA

Usai Insiden Mahkota Cenderawasih, Pemerintah dan Tokoh Adat Papua Satukan Langkah Pelestarian

Usai Insiden Mahkota Cenderawasih, Pemerintah dan Tokoh Adat Papua Satukan Langkah Pelestarian

Pertemuan penting berlangsung di Tanah Papua ketika Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Kehutanan (Kemenhut), Satyawan Pudyatmoko bersama Gubernur Papua, Matius Fakhiri dan sejumlah tokoh adat menyepakati langkah kolaborat--Ist/Rakyatbengkulu.com

RAKYATBENGKULU.COM - Pertemuan penting berlangsung di Tanah Papua ketika Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Kehutanan (Kemenhut), Satyawan Pudyatmoko bersama Gubernur Papua, Matius Fakhiri dan sejumlah tokoh adat menyepakati langkah kolaboratif untuk melestarikan burung Cenderawasih sekaligus memperkuat pemberdayaan masyarakat lokal.

Pertemuan yang dihadiri pula oleh perwakilan Majelis Rakyat Papua (MRP) dan Forum Adat Tabi Saireri ini menjadi momen penting dalam upaya memperbaiki hubungan sosial budaya setelah peristiwa pembakaran Mahkota Cenderawasih.

Dirjen KSDAE Satyawan Pudyatmoko menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bentuk tanggung jawab moral dan komitmen pemerintah untuk menyelesaikan persoalan tersebut secara bermartabat.

Pertemuan tersebut merupakan bentuk tanggung jawab moral dan komitmen menyelesaikan permasalahan pembakaran Mahkota Cenderawasih secara bermartabat, serta menindaklanjuti arahan Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni untuk melakukan langkah-langkah dialog dan pemulihan sosial budaya.

BACA JUGA:Hutan untuk Rakyat, Menhut dan Menkeu Satukan Langkah Wujudkan Amanat Pasal 33

BACA JUGA:Gol Cepat Ricci Tak Cukup, AC Milan Ditahan Atalanta di Gewiss Stadium

Dalam suasana penuh penghormatan dan persaudaraan itu, Satyawan menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat dari pemerintah daerah dan masyarakat Papua. Ia juga kembali menyampaikan permohonan maaf atas insiden yang menyinggung perasaan masyarakat adat.

“Kami hadir untuk memohon arahan dari Bapak Gubernur dan para tokoh adat agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari. Kami berharap adanya panduan atau kebijakan, baik dalam bentuk peraturan gubernur maupun kesepahaman bersama, sebagai pedoman bagi kami untuk bertindak lebih bijaksana dan menghormati nilai-nilai budaya masyarakat Papua,” katanya dikutip Antaranews.com, Rabu 28 Oktober 2025.

Menanggapi itu, Gubernur Papua Matius Fakhiri menyambut baik sikap terbuka dan niat tulus Kementerian Kehutanan. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah akan menindaklanjuti kesepakatan tersebut melalui kebijakan resmi.

“Setelah pertemuan ini, saya akan mengeluarkan Peraturan Gubernur terkait pemanfaatan nilai-nilai budaya agar menjadi pedoman bagi kita semua dalam melangkah ke depan,” ucapnya pada pertemuan yang digelar Selasa 28 oktober 2025, kemarin.

BACA JUGA:Kemensos Dukung Langkah Berani Dinsos Kepahiang, Stiker Miskin Jadi Cermin Kejujuran Sosial

BACA JUGA:Dari Rp17 Ribu Turun ke HET, Satgas PHB Temukan Harga Beras Mulai Normal

Sementara itu, Ketua Forum Adat Tabi Saireri, Ondofolo Ismael Mebri, menyerukan kepada masyarakat agar memandang peristiwa ini sebagai momentum introspeksi dan persatuan.

“Mari kita menerima peristiwa ini dengan arif dan bijaksana. Ini menjadi kesempatan untuk refleksi bersama, karena tanggung jawab menjaga kehormatan dan kelestarian budaya adalah milik kita semua. Cenderawasih adalah satwa yang dilindungi, simbol kehormatan, dan harus dibiarkan hidup berdampingan dengan manusia,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: