Belum Banyak yang Tahu, Ternyata ini Awal Mula Masuknya Suku Bugis ke Bengkulu
Ternyata ini awal mula masuknya Suku Bugis ke Bengkulu, belum banyak yang tahu. --Facebook.com/ NersSalma
BENGKULU,RAKYATBENGKULU.COM - Provinsi BENGKULU yang merupakan salah satu provinsi di pulau Sumatera ini memiliki berbagai suku bangsa yang tinggal dan menetap.
Tidak hanya suku asli saja yang ada di Provinsi Bengkulu ini seperti salah satunya seperti suku Bugis, diketahui suku Bugis ini merupakan salah satu suku bangsa di nusantara yang berasal dari wilayah Sulawesi Selatan.
Adapun masyarakat suku Bugis ini dikenal sebagai pelaut ulung dan mempunyai tradisi yang kaya di dalam bidang maritim, perdagangan, dan juga pertanian.
Selain itu, Suku Bugis ini juga terkenal dengan adat istiadat yang kuat dan juga sistem sosial yang terstruktur. Akan tetapi mungkin belum banyak yang mengetahui bagaimana awalnya suku Bugis masuk ke Bengkulu.
BACA JUGA:Lebih Dekat Mengenal Suku Kaur di Bengkulu, Pekerjaan hingga Tradisi Pernikahan
Seperti kisahnya berikut ini yang dikutip dari berbagai sumber, pada sekitar tahun 1628 dimana pada saat itu terjadi peperangan di kesultanan Negeri Tujuh Wajo, Bugis Sulawesi.
Diketahui Daeng Makrupa yang merupakan putra Mahkota Sultan Negeri Tujuh yang juga ingin ikut berperang menggempur musuh-musuh, akan tetapi keinginan dari Daeng Makrupa ini tidak diperkenankan oleh sang Sultan.
Kemudian Hati Daeng Makrupa menjadi gundah gulana sehingga memutuskan kalau beliau akan berlayar dan merantau menuju arah yang tidak tentu dengan kapal Pinisi dengan membawa Tambo keturunan dari Negeri Wajo Bugis.
Pada saat kapal Pinisi Daeng Makrupa ini berada di sekitar perairan Inderapura atau provinsi Sumatera Barat pada saat ini, terjadi badai dan angin ribut yang besar sehingga membuat kapal Pinisi Daeng Makrupa oleng dan juga terhempas ke arah tepi lalu pecah.
BACA JUGA:Menelusuri Keberagaman Budaya di Sumatera: Ini Dia Suku-suku Asli Pulau Sumatera!
Lalu dengan besusah payah dan sambil membawa tambo di tangan kanan yang diangkat ke atas permukaan air, sambil berenang dengan sebelah tangan menuju ke tepi pantai.
Selanjutnya Daeng Makrupa ini menghadap Sutan Inderapura dan menceritakan perjalanannya serta malapetaka yang sudah menimpa dirinya sekaligus juga menjelaskan asal-usul dirinya dengan memperlihatkan dan menjelaskan tembo yang dibawanya tersebut.
Selanjutnya, Daeng Makrupa ini diperbolehkan tinggal di istana Inderapura, setelah Hari berganti hari dan juga tingkah laku Daeng Makrupa ini yang rendah hati dan santun budi bahasanya serta tegas dan memiliki akhlak mulia sehingga memikat hati sang Sultan Inderapura.
Hingga akhirnya sang Sultan Inderapura pun menjodohkan adik kandungnya dengan Daeng Makrupa ini, dan dari pernikahan Daeng Makrupa dengan adik Sultan Inderapura pada tahun 1630, akhirnya lahir seorang putra yang dibernama Sutan Balinam yang memiliki gelar Sutan Sailan dan dengan nama Bugisnya Daeng Mabella.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: