Cegah Risiko di Tanah Suci, Dinkes Bengkulu Fokus Awasi Penyakit Jantung dan Ginjal CJH
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, Nelli Hartati, S.KM., MM.,--Riko/rakyatbengkulu.com
BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu memperketat rangkaian pemeriksaan kesehatan bagi Calon Jemaah Haji (CJH) 2026.
Langkah ini dilakukan untuk memastikan seluruh jemaah memenuhi unsur istitha’ah, yakni kesiapan fisik dan mental sebelum menjalankan ibadah haji di Tanah Suci.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, Nelli Hartati, S.KM., MM., mengungkapkan bahwa sejauh ini terdapat beberapa CJH yang ditemukan memiliki penyakit yang berpotensi menghambat keberangkatan.
Namun, seluruh temuan tersebut ditindaklanjuti dengan pemeriksaan lanjutan dan konsultasi dokter spesialis.
BACA JUGA:Mulai Hari Tanpa Khawatir Bau Badan: Rawat Ketiakmu dengan Cara yang Lebih Cerdas
BACA JUGA:AgenBRILink Perkuat Inklusi Keuangan, Permudah Akses Layanan Perbankan bagi Masyarakat di Perbatasan
“Memang ada beberapa jemaah yang memiliki penyakit yang bisa menjadi pertimbangan penundaan keberangkatan. Namun, kami selalu berkonsultasi dengan dokter spesialis di bidang masing-masing,” ujar Nelli.
Nelli menjelaskan, mayoritas CJH mendaftar pada usia 50-an, tetapi baru mendapatkan jadwal keberangkatan 10 hingga 12 tahun kemudian.
Seiring bertambahnya usia, kondisi kesehatan mereka mengalami perubahan signifikan. Karena itu, proses penilaian istitha’ah kini dilakukan lebih ketat dan komprehensif.
“Mereka tidak mendaftar hari ini langsung berangkat. Ada rentang waktu panjang. Kalau dokter menyatakan kondisi jemaah tetap memungkinkan berangkat dengan dukungan obat-obatan tertentu, maka insyaallah mereka tetap bisa diberangkatkan,” tambahnya.
Ia menegaskan bahwa dua penyakit yang paling berisiko membatalkan keberangkatan adalah penyakit jantung dan penyakit ginjal. Kedua penyakit ini masuk kategori paling krusial dan menjadi fokus utama pemeriksaan.
BACA JUGA:Miliki Satelit Sendiri, Layanan Perbankan BRI Mampu Jangkau Pelosok Negeri dan Wilayah 3T
“Yang paling urgensi itu penyakit jantung dan ginjal. Ini yang benar-benar kami waspadai. Karena perjalanan haji itu jauh, ditambah ibadahnya sangat membutuhkan kekuatan fisik. Jadi jemaah harus benar-benar siap secara lahir dan batin. Itulah makna istitha’ah,” lanjut Nelli.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


