CURUP – Keluarga besar Endang Supriatna (45) warga Desa Babakan Baru Kecamatan Bermani Ulu Raya (BUR) mengungkapkan rasa kecewa terhadap pelayanan RSUD Curup yang saat ini pindah ke Dua Jalur Kecamatan Merigi. Sabtu (6/6) malam lalu anaknya yang bernama Adit Alsidiki (13) meninggal dunia. Hal ini diduga setelah sebelumnya dibawa ke RSUD Curup untuk dirujuk, namun tidak diterima petugas di RSUD Curup.
Diungkapkan Endang kemarin, awal mula anaknya dibawa ke Puskesmas Bangun Jaya Sabtu (6/6) malam pukul 19.30 WIB lantaran tak sadarkan diri. Dimana sore sebelumnya, sang anak sempat bermain sepeda dan terjatuh hingga akhirnya malam hari anaknya mengalami muntah-muntah dan tidak sadarkan diri. ‘’Anak saya awalnya di bawa ke Puskesmas Bangun Jaya karena kondisinya semakin memburuk dan tidak sadarkan diri. Sampai di puskesmas anaknya langsung mendapatkan pelayanan sebagaimana mestinya. Kemungkinan karena keterbatasan peralatan, anak saya kemudian dirujuk ke RSUD Curup dan kami membawanya dengan didampingi petugas puskesmas menggunakan ambulance,’’ terang Endang. Namun sayangnya, sambung Endang, sesampai di RSUD Curup, mereka tidak mendapatkan pelayanan optimal, bahkan terkesan ditolak. Karena anaknya belum sempat diturunkan dan masuk ke IGD RSUD Curup. Padahal mereka datang dengan menggunakan ambulance serta didampingi petugas Puskesmas Bangun Jaya yang memberikan rujukan. ‘’Keterangan petugas yang menerima kami, alasan tidak menerima atau melayani anak saya, karena saat itu (Sabtu malam, red) peralatan di rumah sakit belum memadai. Seperti tidak adanya alat CT Scan, serta tidak adanya petugas untuk memasang alat ventilator. Kami juga sempat diarahkan ke Bengkulu, padahal anak saya sudah kritis dan tidak sadarkan diri. Iya kalau diterima (di Bengkulu, red),di sini saja (RSUD Curup, red) tidak diterima. Makanya kami bawa anak kami pulang, hingga dalam perjalan menuju pulang kerumah anak saya memninggal dunia,’’ sambung Endang bernada kecewa dan sedih. Ditambahkan Endang, dirinya dan keluarga sebenarnya tidak mengharapkan apa-apa, melainkan berharap jangan sampai kondisi ini terjadi dengan orang lain. ‘’Harapan kami pelayanan di RSUD Curup jangan seperti itu lagi dan jangan sampai ini terjadi dengan pasien lainnya,’’ imbuh Endang. Direktur RSUD Curup dr. Samiri melalui Kabid Pelayanan RSUD Curup Sofan Wahyudi saat dikonfirmasi membantah kalau disebut tidak menerima atau tidak melayani pasien tersebut. Namun karena adanya keterbatasan tenaga yang memiliki kompetensi untuk melakukan tindakan sesuai indikasi medis pasien pada saat itu. ‘’Jadi bukan RSUD tidak menerima (pasien, red), namun karena adanya keterbatasan tenaga yang memiliki kompetensi untuk melakukan tindakan sesuai indikasi medis pasien pada saat itu. Serta memang belum siapnya alat CT scan kita. Tapi kita tidak lepas tangan, kita sarankan untuk di rujuk ke Bengkulu dan pada saat itu keluarga pasien setuju,’’ sampai Sofan. Terpisah, Kepala Puskesmas Bangun Jaya M. Nasirmauludin, S.KM yang dikonfirmasi RB kemarin tidak membantah, kalau Adit memang sempat masuk dan dirawat di Puskesmas Bangun Jaya. Namun selanjutnya mereka merujuk pasien karena keterbatasan peralatan serta kondisi pasien yang tidak sadarkan diri. ‘’Benar, awalnya kita yang menerima dan melakukan penanganan. Namun setelah itu kita rujuk ke RSUD Curup dengan tetap menjalankan prosedur rujukan,’’ singkat Nasir. (dtk)Warga Diduga Ditolak di RSUD Curup Meninggal
Senin 08-06-2020,10:46 WIB
Editor : redaksi rb
Kategori :