Lima SMA, PPDB Tetap Manual

Rabu 24-06-2020,14:15 WIB
Reporter : redaksi rb
Editor : redaksi rb

MUKOMUKO – Dari 16 SMA Negeri di Mukomuko, belum seluruhnya mempunyai jaringan internet yang memadai. Alhasil, lima SMAN diantaranya, dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini tetap menerima pendaftaran siswa secara manual. Bukan secara daring atau online. “Mereka ini terbatas sinyal dan jaringan internet. Jadi belum memungkinkan untuk melaksanakan PPDB secara online,” kata Kepala Cabang Dinas (Kacabdin) Pendidikan Wilayah IV Mukomuko, Jasni Bahari, S.Pd. Sekolah yang terpaksa melaksanakan PPDB secara manual, yakni SMAN 9, SMAN 11, SMAN 12, SMAN 15 dan SMAN 16 Mukomuko. Sedangkan SMAN lainnya, PPDB dilaksanakan secara online. “Jadi untuk pelaksanaan PPDB ini, memang sudah kita atur supaya tidak ada kendala di sekolah. Ada yang melalui sistem daring, ada juga yang sistem luar jaringan atau Luring atau akrab dikenal dengan sebutan offline (manual),” terang Kacabdin. Bagi SMAN yang PPDB sistem Luring, maka calon siswa baru harus datang langsung ke sekolah. Tentunya dengan mematuhi protokol kesehatan, diantaranya harus mengenakan masker dan menghindari kerumunan massa. “Bagi sekolah dengan sistem daring juga harus menerapkan protokol kesehatan saat akan mendaftar ulang. Jadi diatur dalam pengumuman, misal berdasarkan wilayah kecamatan atau desa, dan diatur juga jam-jamnya,” kata Kacabdin. Ia mengingatkan PPDB bagi SMAN, masih menerapkan sistem zonasi. Berbeda dengan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN), suswa yang hendak mendaftar dibebaskan dari ketentuan zona. “Untuk SMKN, dia memang bebas zonasi. Tapi tetap PPDB-nya melalui sistem daring atau Luring. Sekolah swasta juga dibebaskan dari sistem zonasi di PPDB,” jelasnya. Terkait rencana kegiatan belajar dan mengajar (KBM), bagi SMA dan SMK di Mukomuko, pihaknya masih menunggu ketentuan terbaru. Namun dari informasi diperolehnya, bagi yang zona hijau, maka sudah bisa melaksanakan KBM di sekolah. Tentunya dengan mengaju kepada ketentuan protokol kesehatan. “Khusus Mukomuko, kalau memang memungkinkan, KBM dilaksanakan pakai sistem shift. Misal kelas 10 ada 200 orang, maka dilaksanakan sehari ini. Terus kelas berikutnya, dilaksanakan KBM di hari berikutnya, demikian seterusnya. Bagi yang tidak bisa begitu, maka ia tetap bisa melaksanakan KBM lewat daring. Tapi lebih jelasnya, kita menunggu ketentuan terbaru,” pungkasnya.(hue)

Tags :
Kategori :

Terkait