BENGKULU - Pilkada serentak diagendakan pada 9 Desember 2020 mendatang. Dalam rentan waktu tinggal 4 bulan lagi tersebut elektabilitas petahana Rohidin Mersyah justru menurun dibandingkan dengan calon kandidat lainnya.
Ini berdasarkan survei Diaspora Research Strategy dalam press rilis yang dilakukan Minggu (26/7) siang di Santika Hotel. Penurunan terjadi jika dibandingkan dengan hasil survei yang dilakukan pada Maret 2020 lalu."Penurunan elektabilitas Rohidin seiring dengan kondisi penilaian masyarakat atas kinerjanya sebagai gubernur," ujar Peneliti Diaspora Research Strategy, Ahmad Aprianto, Minggu (26/7).Diterangkan, tingkat kepuasan masyarakat atas kinerjanya menurun dari 47,2 persen menjadi 45,8 persen dengan tingkat ketidakpuasan mencapai 36,7 persen. "Kemungkinannya, situasi Covid-19 yang berdampak pada ekonomi masyarakat Bengkulu. Di tengah situasi Covid, kebijakan Rohidin dianggap tidak populis," tambahnya. Ahmad Aprianto membeberkan, survei dilakukan pada 16-20 Juli 2020 dengan mewancara 700 responden yang dipilih secara acak bertingkat atau multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 3,75 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Hasilnya, secara elektabilitas jika Pilgub dilaksanakan hari ini maka Agusrin M Najamudin mendapat dukungan sebanyak 28,3 persen, Rohidin Mersyah 18,1 persen, dan Helmi Hasan 16,0 persen, Rosjonsyah Syahili 2,4 persen, Ahmad Hijazi 2,3 persen, Izda Putra 1,0 persen, Ferry Ramli 0,9 persen, Imron Rosyadi 0,7 persen dan yang belum menentukan pilihan mencapai 30,30 persen. Dilihat dari segi trennya bila dibanding dengan hasil survei Maret 2020 lalu, elektabilitas Agusrin dan Helmi Hasan sama-sama mengalami kenaikan signifikan. Elektabilitas Agusrin naik 12,1 persen dari 16,2 persen menjadi 28,3 persen. Sementara elektabilitas Helmi Hasan naik 8,2 persen dari 7,8 persen menjadi 16 persen. "Sedangkan elektabilitas Rohidin turun sebesar 2,5 persen," beber Ahmad Aprianto Diterangkan, kenaikan elektabilitas Agusrin dan Helmi Hasan setidaknya karena tiga faktor yang saling berkaitan. Pertama, kerja politik keduanya begitu masif melakukan sosialisasi dalam beberapa bulan terakhir baik melalui alat peraga, aksi sosial, aksi kebijakan, pertemuan warga dan lainnya. Kedua, persepsi pemilih yang menganggap keduanya berpotensial memimpin Bengkulu dibanding bakal calon kandidat lain. "Ketiga, terjadi penurunan kepuasan dan naiknya ketidakpuasan atad kinerja Rohidin sebagai incumbent," demikian Ahmad Aprianto. (zie)