Pandemi yang sedang menyebar di Gaza kini telah menginfeksi ratusan orang dan mulai menelan korban jiwa. Lockdown diberlakukan oleh pemerintah setempat sebagai bentuk pencegahan. Namun di sisi lain berbagai macam faktor justru membuat lockdown mengancam kehidupan mereka.
GAZA – Dari 221 kasus positif corona yang telah tercatat di Gaza, 3 pasien meregang nyawa. Demikian laporan dari Unit Sistem Informasi Kementerian Kesehatan Palestina per 28 Agustus 2020. Virus corona akhirnya menjadi momok bagi warga Palestina karena mulai memakan korban jiwa. Oleh karenanya, Gaza yang telah menerapkan lockdown sejak Selasa (25/8) silam, akan memperpanjang masa lockdown mereka setidaknya hingga Ahad (30/8) besok. Namun di sisi lain, hampir seluruh toko yang ada di Gaza tutup, dan otomatis menjadikan warga sulit untuk memenuhi kebutuhan mereka. “Kini kebutuhan pangan dan air sangat menjadi penting, di mana virus corona ini juga sangat cepat penyebarannya, yang membuat orang yang terjangkit virus terus bertambah dengan signifikan,” kata Said Mukaffiy dari Tim Global Humanity Response (GHR) – Aksi Cepat Tanggap (ACT). Beberapa organisasi kemanusiaan khawatir Covid-19 dapat menghancurkan Gaza yang padat, dan sejauh ini masih terisolasi akibat pandemi. Karena bagaimanapun, Menurut Program Pangan Dunia (WFP), bahkan sebelum pandemi menyebar di Gaza, lebih dari dua pertiga warga Gaza berada dalam kategori rawan pangan akibat blokade dari Israel. Belum lagi warga-warga Gaza tinggal dalam pengungsian yang cukup sesak. “Situasi Gaza sangat mengkhawatirkan, terutama karena 70% populasinya adalah pengungsi dan mereka tinggal di kamp-kamp yang penuh sesak, dengan kondisi kehidupan yang seringkali tidak memadai,” kata Dr Ayadil Saparbekov, kepala Tim Kedaruratan Kesehatan Badan Kesehatan Dunia (WHO) di Wilayah Palestina pada Jumat (28/8) kemarin. Selain Covid-19 yang terus mewabah, Palestina belakangan juga cukup intens mendapatkan serangan dari Israel. Serangan Israel ke wilayah Palestina secara besar-besaran sudah terjadi sejak 6 Agustus lalu, dan yang terbaru pesawat tempur Israel kembali meluncurkan beberapa serangan udara ke sejumlah wilayah Jalur Gaza pada Jumat pagi. Serangan udara ini menghancurkan sejumlah bangunan, namun tidak menimbulkan korban jiwa. Merespons kondisi tersebut, ACT akan mengirimkan bantuan pangan dan air bersih melalui program Indonesia Humanitarian Center dan Mobile Water Truck untuk warga Gaza. “Insyaallah, dalam pekan ini sedang kita ikhtiarkan untuk menghadirkan program aksi paket pangan dari IHC dan air bersih dari MWT. Kedua program ini kita harapkan dapat mendukung kebutuhan sehari-hari mereka selama lockdown berlangsung,” ujar Said. ACT berharap nantinya juga ambulans mereka dapat beroperasi untuk melayani masyarakat yang mengalami keluhan kesehatan dan sakit. “Saat lockdown ini, klinik kondisinya ditutup. Akan tetapi armada ambulans kita insyallah akan melayani masyarakat dan mendatangi langsung ke rumah mereka untuk memberikan bantuan medis bagi yang terkena sakit, di luar sakit virus corona tentunya. Ke depannya kita berharap ini dapat terlaksana,” jabar Said. ACT juga turut mengajak para dermawan di Indonesia untuk menunjukkan kepedulian mereka kepada masyarakat yang berada di tanah Palestina. “Kita bisa bayangkan, betapa sulitnya mereka hidup terhimpit oleh pandemi, tuntutan ekonomi, dan perang. Oleh karenanya, kami mengajak para dermawan semua untuk memberikan bantuan terbaiknya kepada saudara-saudara di Palestina, khususnya Gaza,” ajak Said. (rls)Lockdown, Warga Gaza Butuhkan Pangan
Senin 31-08-2020,13:51 WIB
Editor : redaksi rb
Kategori :