BENGKULU – Persoalan perempuan dan anak di Provinsi Bengkulu harus menjadi perhatian serius oleh calon kepala daerah (Kada) yang akan bertarung pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) dan Pemilihan Wakil Gubernur (Wagub) 9 Desember mendatang. Hal ini seperti disampaikan Koordinator Jaringan Peduli Perempuan Bengkulu (JPPB), Fonika Thoyib, S.Sos, Rabu (21/10).
Fonika menuturkan, kondisi saat ini persoalan perempuan dan anak di Provinsi Bengkulu trennya makin meningkat. Baik kekerasaan terhadap perempuan dan anak, maupun kekerasaan seksual. Untuk itulah, perlu menjadi perhatian agar persoalan-persoalan tersebut dapat diselesaikan sehingga tidak terulang kembali di kemudian hari. Ini diutarakan Fonika ketika diwawancara wartawan usai kegiatan sosialisasi pentingnya isu perempuan dan anak dalam Pilgub/Wagub 2020 di Hotel Santika. Menurutnya, isu tersebut penting dibahas oleh pasangan calon (Paslon) salah satunya pada saat debat kandidat mendatang.“Kenapa kita kerja sama dengan KPU Provinsi Bengkulu, karena kita ingin menjadikan isu perempuan dan anak menjadi perhatian tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Salah satunya isu ini dipertanyakan di tahapan debat kandidat. Hasil pertanyaan audiens yang kita gali, itu akan kita titipkan ke KPU,” jelas Fonika.Kemudian yang kedua, lanjut Fonika, setelah kegiatan ini rencananya, JPPB juga akan membuat forum pertemuan dengan tiga Paslon dalam rangka mengkritisi visi misi dan juga program yang telah dibuat oleh Paslon. "Persoalan perempuan dan anak di Bengkulu cukup memprihatinkan dan selama ini meskipun piranti hukum sudah banyak, Pergub sudah ada, Perda sudah ada, tetapi implementasinyya di lapangan masih belum maksimal,” lanjutnya. Di dalam forum pertemuan itu nanti, pihaknya akan menitipkan kepada tiga Paslon yang akan bertarung di Pilgub berkaitan dengan isu perempuan dan anak. “Artinya kita berharap Jaringan Peduli Perempuan Bengkulu di dalamnya organisasi yang konsen terhadap persoalan perempuan dan anak akan mengingatkan, memberikan masukan tertulis dan lisan dalam forum saat ketemu Palson. Itu akan kita ingatkan kembali pada saat siapapun yang terpilih pada 9 Desember 2020 mendatang,” jelasnya. Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bengkulu, Irwan Saputra, S.Ag yang juga menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut mengatakan, jika pelaksanaan kegiatan tersebut merupakan bagian kerja sama KPU dengan organisasi perempuan dan anak untuk menyosialisasikan dan pemberian pemahaman tentang teknis pelaksanaan pemilihan di tengah pandemi Covid-19 saat ini. “Ini bagian dari kegiatan sosialisasi. Segmen pemilih perempuan kita bekerja sama dengan organisasi-organisasi perempuan dan anak. Kegiatan yang dilakukan hari ini (21/10), memberikan pemahaman tentang teknis pemilihan di masa Covid-19,” kata Irwan. Menurutnya, ada dua target yang akan dicapai. Pertama, berkaitan dengan partisipasi pemilih perempuan dan kedua target sosialisasi tentang teknis pelaksanaan pemilihan di masa pandemi. “Yang kita harapkan masyarakat tidak perlu takut datang ke TPS, KPU sudah menyiapkan protokol kesehatan untuk menghindari Covid tersebut. Karena sifatnya ke segmen, kemudian mereka meneruskan informasi yang didapat hari ini ke segmen keanggota organisasi mereka,” demikian Irwan. (zie)