Sinergi Program KOTAKU dan Pemda Ubah Kawasan Kota Tuo jadi Destinasi Wisata

Sabtu 21-11-2020,14:08 WIB
Reporter : redaksi rb
Editor : redaksi rb

  BENGKULU - Kawasan Kota Tuo akan disulap menjadi destinasi wisata baru yang ada di Kota Bengkulu. Koordinator Kota Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU), Jumadil Fikri menyampaikan Program KOTAKU juga melakukan pembangunan skala kawasan Kota Bengkulu. Pembangunan ini juga melibatkan beberapa pihak sesuai dengan kewenangannya. Misalnya untuk Balai Sungai, Pemda Kota Bengkulu, dan Cipta Karya harus melakukan kajian masing-masing sesuai dengan tupoksinya.

"Tidak seperti skala lingkungan, yang dikelola oleh Badan Keswadayaan Masyarakat di tingkat kelurahan. Namun ini karena sudah tingkat kawasan maka dipihakketigakan baik untuk dana APBN maupun APBD-nya. Makanya dibagi menjadi 3 segmen," kata Fikri, kemarin.

Dijelaskannya, pembenahan kawasan Kota Tuo itu terdapat di Kelurahan Pasar Bengkulu dan Kampung Kelawi. Pembenahan ini dibagi menjadi 3 segmen. Sekarang ini pihaknya masih dalam proses untuk segmen I, dan untuk segmen II dan III itu pihaknya masih dalam penyusunan master plan dan DED-nya.

"Insya Allah nanti kita usulkan melalui APBD dan APBN-nya. Kemarin juga dari PU Kota dan dihadiri oleh Plt Walikota sudah menyosialisasikan ke masyarakat terkait dalam satu atau dua minggu ke depan akan dilakukan peletakan batu pertama," jelasnya.

Harapannya nanti, lanjut Fikri, memang dari awal oleh Walikota Bengkulu, Helmi Hasan bahwa untuk Kelurahan Pasar Bengkulu itu menjadi objek wisata baru. Jadi permukiman sekarang kumuh itu nanti akan diarahkan menjadi objek wisata, pasalnya disana ada situs sejarah. "Apalagi itu merupakan kawasan pemukiman tertua di Kota Bengkulu, makanya mereka menyebutkan kawasan Kota Tuo," jelas Fikri.

Selain itu, di kawasan itu juga terdapat Benteng York, dan ada beberapa rumah asli tradisional yang sekarang masih dijadikan tempat latihan musik dol. Nantinya rumah itu akan direhab tanpa mengubah bentuk aslinya dan juga bisa dijadikan wisata edukasi. "Juga pemilik rumah masih bisa tinggal di sana, tapi rumah itu juga menjadi aset Pemda, agar bisa memelihara situs sejarah," imbuhnya.

Untuk diketahui, kawasan kumuh yang akan dikelola Program KOTAKU juga berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Bengkulu, dengan luas kawasan kumuh sekitar 19,40 Hektare (Ha). Ini sesuai dengan program Presiden Joko Widodo dalam “Gerakan 100-0-100” yaitu 100 persen akses air minum layak, 0 persen permukiman kumuh dan 100 persen akses sanitasi layak. Di Kota Bengkulu, ada lima kawasan kumuh yang menjadi prioritas yang tersebar di Kelurahan Sumber Jaya, Dusun Besar, Pintu Batu, Kebun Keling dan kawasan Kota Tuo (Pasar Bengkulu). “Dari lima kawasan tersebut, terpilih kawasan Kota Tuo menjadi prioritas pertama," jelasnya.

Dimana dengan pertimbangan tingkat kekumuhan, kolaborasi perencanaan, berdampak terhadap aspek ekonomi, sosial budaya dan lingkungan, dukungan masyarakat tinggi dan wilayah strategis kota. Apalagi di kawasan Kota Tuo antara lain, permukiman kurang tertata dengan baik, terjadi genangan bila hujan lebat karena luapan air sungai dan tidak berfungsinya pintu air secara baik, banyaknya permukiman yang tidak memiliki saluran drainase dan jalan lingkungan, banyak rumah tradisional yang tidak dirawat dan diganti menjadi rumah modern.

Dukungan untuk mengubah wajah kawasan Kota Tuo ini, juga mendapatkan dukungan dari masyarakat. Tokoh masyarakat Kota Tuo, Jamaluddin mengatakan pihaknya menyambut baik akan pembangunan ini, meskipun sebelumnya sempat menolak, namun setelah memahami program ini pihaknya pun setuju, bahkan mendukung.

"Tentunya kami mengharapkan lingkungan kami bisa menjadi objek wisata baru, apalagi di sini banyak peninggalan sejarah. Di sini merupakan kawasan pemukiman tertua, makanya kami menamakan Kota Tuo," ucap Jamal. (war)

Tags :
Kategori :

Terkait