Melirik Karya Agusrin, Tingkatkan Kualitas Hidup Kampung Nelayan Kota Bengkulu

Rabu 02-12-2020,13:59 WIB
Reporter : redaksi rb
Editor : redaksi rb

Agusrin M Najamudin tercatat sebagai Gubernur termuda se-Indonesia saat dilantik pertama kali setelah menang Pilkada langsung tahun 2005. Mempunyai visi membangun kualitas hidup rakyat.  Salah satunya adalah masyarakat kawasan pesisir pantai Kota Bengkulu. Bagaimana sentuhan tangan dingin Agusrin alumni STM Negeri tesebut.  Berikut ulasannya.

SALAH satu hobi Agusrin muda adalah berkeliling melihat kondisi masyarakat menggunakan sepeda motor. Jika punya waktu luang,  Dia diam-diam memacu motornya masuk ke perkampungan dan berkomunikasi dengan masyarakat guna menggali informasi serta keluhan rakyat.

Agusrin yang memiliki teman akrab satu kelas di STM suatu hari berkunjung ke kediamannya yang tinggal di Kelurahan Malabero. Dia sangat terpukul melihat kondisi perkampungan mulai dari Kelurahan Berkas,  Sumur Meleleh, Malabero,  Pondok Besi,  Tengah Padang, Bajak hingga Pasar Bengkulu yang sangat kumuh.

Pola hidup masyarakat yang mayoritas hidup tanpa sanitasi dan buang hajat di tepi pantai,  perkampungan becek serta kotor.

"Ini tidak bisa dibiarkan,  harus ada terobosan besar,  saya akan bangun jalan Pariwisata seperti di Bali, " ungkap Agusrin saat itu.

Berhadapan dengan warga pesisir yang memiliki karakter sangat keras,  bukanlah perkara mudah.  Penolakan dan pertentangan terjadi. Tetapi dengan pendekatan kemanusiaan dan bicara dari hati ke hati,  rencana teraebut bisa berjalan secara perlahan.

Tidak hanya jalan Pariwisata, Lobi Agusrin ke pemerintah pusat juga berhasil membangun beton penahan gelombang atau break water di sisi jalan.

Salah seorang saksi mata yang juga tokoh perempuan Kelurahan Sumur Meleleh, Emi Sucipto mengatakan,  jalan yang dibangun Agusrin, membuat pola dan kualitas hidup mereka meningkat. Warga mulai membuat MCK dan malu untuk membuang sampah di pantai lagi.

"Hidup kami lebih bersih dan muncul harapan baru untuk memiliki usaha lain selain mengandalkan hasil laut, " ujar Emi. Warga mulai membangun kedai makan, mengelola parkir kawasan dan sebagian mulai mengelola perjalanan wisata ke Pulau Tikus.

"Jika bukan Agusrin gubernurnya,  mungkin kami masih hidup di kawasan kumuh,  dan tidak punya pilihan untuk hidup lebih baik, " lanjutnya.

Tidak hanya membangun jalan, Agusrin juga menata kawasan bekas pelabuhan lama atau Boombaru.  Kawasan segitiga Benteng Marlborough, perkampungan etnis Tionghoa atau China Town dan kawasan Tapak Paderi juga ditata menjadi lokasi wisata kuliner.

Agusrin juga membangun Mess Pemda yang diharapkan berfungsi sebagai hotel berkelas yang langsung menghadap Samudra Hindia.  Sayangnya gubernur setelah Agusrin ternyata tidak mampu mengelola sendiri atau mendatangkan investor untuk mengelolanya.

Agusrin juga menyulap jalanan sepanjang 8 kilometer dari titik pintu gerbang Taman Wisata Alam Pasir Putih hingga Pasar Bengkulu menjadi lebih luas dan nyaman dilewati kendaraan.  Khusus di Pantai Panjang,  dia juga membangun jalur olahraga atau Jogging Track dan Sport Center.

Geliat aktifitas warga dan para pelancong mulai terlihat.  Berbagai kegiatan terpusat di kawasan ini.

"Pembangunan ini belum selesai. Saya harus pulang dan kembali memimpin untuk menuntaskannya,  mohon doa dan dukungan masyarakat," kata Agusrin M Najamudin.  (**)

Tags :
Kategori :

Terkait