Pemuda Kabawetan Inisiasi Lapak Baca

Selasa 15-12-2020,10:56 WIB
Reporter : redaksi rb
Editor : redaksi rb

KEPAHIANG - Menurut data UNESCO pada 2016, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001 persen. Artinya dari 1.000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang rajin membaca. Minat baca Indonesia berada di peringkat 60, hanya satu tingkat diatas Botswana, salah satu negara di Afrika yang berada di peringkat 61. Berangkat dari kondisi ini, Karang Taruna Kecamatan Kabawetan membuka Lapak Baca Buku Gratis di sejumlah titik wisata di Kecamatan Kabawetan. Koordinator Lapak Baca Gratis, Fitri Noviyanti mengungkapkan, awal mula kegiatan ini saat beberapa pemuda desa yang pascalulus kuliah kembali ke desa. “Jadi ketika kami pulang ke desa pascalulus kuliah, kami melihat perpusataan desa sepi dan buku-buku yang ada sudah banyak yang berdebu, karena jarang dibuka dan dibaca. Atas kenyataan ini kami menginisiasi menjemput pembaca dengan kegiatan Lapak Baca,”  ujar Fitri. Awalnya kegiatan yang sejak tahun 2019 lalu dimulai dengan berkeliling menggunakan motor dari desa ke desa guna mencari warga dan pemuda yang sedang kumpul-kumpul untuk mengajak meraka membaca apa saja yang ada. “Setelah itu kami berfikir, ada baiknya kami nongkrong di tempat wisata yang banyak dikunjungi orang-orang. Dan lokasi yang paling strategis adalah kawasan wisata kebun teh Kepahiang Moutain Valley. Awalnya ini hanya gerakan anak muda saja, namun belakangan kami membentuk komunitas untuk kegiatan ini,” bebernya. Baru di awal 2020, para pemuda tersebut membentuk komunitas Pustaka Jendela Desa, yang mana salah satu kegiatannya adalah Lapak Baca Buku Gratis yang dilakukan setiap akhir pekan di beberapa titik wisata di Kecamatan Kabawetan. “Biasanya kita buka lapak baca buku ini di akhir pekan. Namun bisa juga fleksibel, tergantung relawannya. Karena kan sebagian besar relawan di komunitas ini juga punya kesibukan dan pekerjaan masing-masing, sehingga perlu diatur waktu agar bisa hadir bersama,” tambahnya. Selain membuka lapak baca di kawasan wisata, Fitri menerangkan, kadang mereka juga pergi ke desa-desa dan kebun-kebun serta mendatangi anak-anak dan pemuda. Agar tumbuh budaya membaca buku di tengah masyarakat. Adapun kegiatan selaian membaca yakini menulis, diskusi dan juga mendongeng. “Harapan kami adalah menumbuhkan budaya literasi terhadap anak-anak dan pemuda. Karena kesadaran akan literasi itu penting di zaman seperti saat ini, dimana arus informasi sangat deras dan kadang sulit untuk dipahami oleh masyarakat. Dengan banyak literasi yang dimiliki, mudah-mudahan generasi muda kedepan bisa lebih bijak dalam menerima dan menyampaikan informasi kepada masyarakat,” demikian Fitri.(sly)

Tags :
Kategori :

Terkait