Terpapar Covid-19, Bayi Meninggal, Meledak 264 Kasus Per Hari di Bengkulu

Kamis 01-07-2021,13:12 WIB
Reporter : redaksi rb
Editor : redaksi rb

    BENGKULU – Jumlah warga meninggal dunia akibat terpapar Covid-19 di Bengkulu Tengah, bertambah dua orang. Dimana salah satunya merupakan bayi yang baru berusia 23 hari, yang tinggal di Desa Pasar Pedati Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah. Seorang lagi yakni warga Kecamatan Pondok Kubang berusia 42 tahun.

Dengan tambahan dua kasus yang meninggal dunia ini, maka hingga saat ini total warga Benteng yang sudah meninggal dunia karena terpapar Covid-19 sebanyak 10 kasus. Hal ini disampaikan Kepala Dinkes Benteng, Ns. Gusti Miniarti, S.Kep, MH. Bayi tersebut meninggal dunia setelah dirawat dan diisolasi di Rumah Sakit M. Yunus (RSMY), sementara warga yang berusia 42 tahun tersebut sempat diisolasi di RS Raflesia.

“Memang kasus Covid-19 saat ini sedang meningkat sekali,” jelasnya

Lanjut Gusti, dari 10 warga yang meninggal dunia karena terpapar Covid-19 tersebut, terbanyak warga Kecamatan Pondok Kelapa yang meninggal dunia dengan lima kasus. Kemudian dua kasus di Kecamatan Pondok kubang dan Kecamatan Talang Empat dan satu kasus lagi di Kecamatan Pagar Jati.

“Untuk diketahui, pada saat ini dari 11 Kecamatan yang ada, tiga Kecamatan diantaranya berstatus zona merah, yakni Kecamatan Pondok Kelapa, Kecamatan Pondok Kubang dan Kecamatan Talang Empat. Sedangkan untuk berstatus zona kuning hanya Kecamatan Pematang Tiga dan untuk tujuh Kecamatan lagi berstatus zona oranye,” demikian Gusti.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Pekik Nyaring, dr. Ramot Pasaribu, juga membenarkan, jika ada Bayi di Desa Pasar Pedati berusia 23 hari yang meninggal dunia. Asal mulanya, bayi ini dibawa oleh ibunya ke RS Bhayangkara di Kota Bengkulu untuk mendapatkan perawatan karena sedang sakit demam. Namun dari RS Bhayangkara akhirnya bayi ini dirujuk ke RS M. Yunus, setelah sampai di RS M. Yunus bayi tersebut di swab PCR dan ternyata dinyatakan positif.

“Setelah yang dinyatakan positif, akhirnya bayi dirawat di RS tersebut. Setelah mendapatkan perawatan selama tiga hari ini RS. M. Yunus, akhirnya bayi tersebut dinyatakan meninggal dunia. Kemudian bayi tersebut dimakamkan di Desa Pasar Pedati dengan penerapan prokes yang ketat,” ujarnya.

Lanjutnya, bayi ini bersama ibunya pulang ke Benteng tepatnya di Pasar Pedati karena orang tua ibu dari bayi ini warga Desa Pasar Pedati. "Sedangkan untuk ayah bayi tersebut tinggal di pulau Jawa karena bekerja. Pada saat ini ibu bayi tersebut masih menjalani isolasi mandiri di rumah lantaran tanpa gejala apapun," Pungkasnya.

Sementara itu, ledakan kasus baru kemarin terjadi. Sebanyak 264 kasus dalam waktu satu hari. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, yang juga sebagai Plt Direktur RSMY Bengkulu, Herwan Antoni, SKM, M.Kes menyampaikan untuk penambahan kasus baru kemarin (30/6), paling banyak berasal dari Kota Bengkulu. Yakni dengan 136 kasus.

“Bulan ini, per 30 Juni sudah mencapai 2.293 kasus. Dan Kota Bengkulu kembali masuk di zona merah,” sampainya.

Dijelaskannya, tak hanya di Kota Bengkulu namun beberapa kabupaten juga turut menyumbang peningkatan kasus di Juni ini. Misalnya di Kabupaten Bengkulu Utara dan Rejang Lebong. Sementara untuk penambahan kasus konfirmasi positif kemarin, ada 45 kasus di Rejang Lebong, 35 kasus di Bengkulu Tengah, 26 kasus di Kepahiang, 11 kasus di Seluma, 5 kasus di Bengkulu Selatan, 4 kasus di Kaur, 2 kasus di Mukomuko, dan 1 kasus di Bengkulu Utara.

“Hanya Lebong zona kuning, untuk 8 kabupaten berstatus zona oranye,” paparnya. Untuk diketahui, perubahan zona di setiap daerah berdasarkan pada jumlah kasus per harinya. Dimana untuk penambahan kasus minimal 5 kasus dalam satu hari. Maka bisa menaikkan status daerah tersebut. Misalnya, jika suatu daerah yang berzona kuning dalam sehari ada 6 kasus, maka daerah itu berpotensi naik menjadi zona oranye. Arti dari zona oranye ini adalah kawasan dengan risiko sedang untuk penyebaran Covid-19.

Sementara itu, untuk zona kuning adalah daerah yang berisiko rendah untuk penyebaran virus asal Cina itu. Sedangkan zona merah adalah daerah yang memiliki risiko tinggi untuk penyebaran Covid-19. “Kita tak henti-hentinya, mengimbau agar patuhi protokol kesehatan. Jangan lengah. Virus ini berbahaya khususnya bagi lansia dan seseorang yang memiliki comorbid,” jelas Herwan.

Tak hanya peningkatan kasus, untuk pasien Covid-19 yang dirawat kini mengalami peningkatan. Saat ini juga dilakukan penambahan rumah sakit rujukan Covid-19, diantaranya RS Tiara Sella, RS Gading Medika, RS Raflesia dan RS UMMI. Agar tiga rumah sakit itu bisa di SK kan oleh Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah. Kemudian, sesuai dengan intruksi Gubernur untuk melakukan penerapan ppkm mikro pada desa atau kelurahan zona merah.

Ditambahkan, Plt. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Ahmad Juliansyah mengungkapkan untuk trend kasus konfirmasi menurut bulan 2021, yang dihimpun Per tanggal 21, menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. “Dari Januari hingga Juni ini paling banyak di bulan ini ya,” sampainya.

Ia menjelaskan rincian penambahan kasus baru itu. Januari ada 976 kasus, Februari 354 kasus, Maret 528 kasus, April 1.321 kasus, Mei 1.292 kasus, dan di Juni ada 1. 673 kasus. “Ini dihitung per tanggal 21 ya. Itu ada 6.144 kasus. Jika kita tambahkan hingga tanggal 30 Juni ini maka untuk kasus keseluruhan Juni mencapai 2.293,” paparnya. (jee/war)

Trend Kasus Konfirmasi  Per tanggal 21

Januari 976 kasus

Februari 354 kasus

Maret 528 kasus

April 1.321 kasus

Mei 1.292 kasus

Juni 1. 673 kasus

Total : 6.144 kasus

Sumber Dinkes Provinsi Bengkulu

Tags :
Kategori :

Terkait