Amerika Serikat Marah Besar, ISIS Ledakkan Bandara Kabul, 90 Orang Tewas

Sabtu 28-08-2021,17:45 WIB
Reporter : redaksi rb
Editor : redaksi rb

KABUL, Jawa Pos – ’’Anda akan membayarnya.’’ Kalimat itu dilontarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menanggapi serangan bom bunuh diri di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan, Kamis malam (26/8). Biden pantas marah. Sebab, setidaknya 90 orang tewas dan 150 orang terluka. Sebanyak 13 korban meninggal dan 15 korban luka adalah tentara AS.

Itulah hari paling mematikan bagi tentara AS di Afghanistan sejak 6 Agustus 2011 dan kematian pertama militer AS di Afghanistan sejak Februari 2020. Islamic State Khorasan (IS-K) alias ISIS-K diduga sebagai pelaku. Organisasi yang berafiliasi dengan militan ISIS tersebut dibentuk pada 2014.

’’Kami tidak akan memaafkan. Kami tidak akan melupakan,’’ tegas Biden seperti dikutip Agence France-Presse.

Ledakan pertama terjadi pada pukul 18.00 waktu setempat di Gerbang Abbey, salah satu pintu bandara. Disusul tembakan dan ledakan kedua di dekat kanal. Di kanal tersebut, banyak penduduk Afghanistan yang antre meminta dievakuasi setelah Taliban berkuasa.

Jumlah korban jiwa bisa terus bertambah karena masih banyak yang hilang. Salah satu yang kehilangan adalah Abdul Majeed. Adiknya yang berusia 11 tahun nekat pergi ke bandara tanpa dokumen apa pun. ’’Nahasnya, dia hilang seusai ledakan,’’ terangnya.

Hampir semua rumah sakit di Kabul kewalahan menerima pasien korban. Padahal, stok obat-obatan dan jumlah tenaga medis di penjuru Afghanistan sudah menipis.

Seusai ledakan, proses evakuasi terus berlanjut. Menlu AS Antony Blinken memastikan negaranya sudah mengeluarkan 100 ribu orang. Evakuasi berlanjut hingga batas akhir penarikan pasukan pada 31 Agustus nanti. (sha/c14/bay)

Tags :
Kategori :

Terkait