BENGKULU TENGAH- Oknum pejabat eselon III di salah satu OPD di Bengkulu Tengah, berinisial MH diduga telah mencabuli bawahannya berinisial NR.
BACA JUGA: Usai Diperiksa, Mantan Kadis Tidak Ditahan
Kini, dugaan pencabulan tersebut sudah ditangani polisi, setelah NR melapor ke Satreskrim Polres Bengkulu Tengah. Ditemui RB di rumahnya (29/8), NR yang berstatus sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT) ini menceritakan, kejadian tersebut bermula terjadi pada Senin lalu (23/8) di kantor OPD tempat keduanya bekerja. Sekitar pukul 14.30 WIB, NR disuruh MH untuk datang ke ruangannya untuk meminta tangan pencairan gaji para PTT di OPD tersebut. Sesampainya di dalam ruangan MH, ternyata ruangan itu hanya ada MH seorang diri. "Mungkin karena kondisi sepi dan tidak ada orang, MH ini akhirnya melakukan perbuatan asusila tersebut. Awalnya memang tangan saya, kemudian dilanjutkan dengan mencium saya dan memegang area di dada saya. Terakhir ia memasukan uang Rp 50 ribu di balik pakaian yang saya kenakan," ungkapnya.BACA JUGA: Ditinggal Salat, Pencuri Gasak Hp di Ruang Tamu
Dia menambahkan, kemudian pada Rabu (25/8) ia berangkat kerja dan setibanya di kantor ternyata kondisi kantor masih sepi, hanya ada MH dan beberapa orang saja. Kemudian MH bertanya kenapa NR tidak membalas pesan yang dikirim melalui WhatsApp. Karena takut, dan masih trauma dengan kejadian tersebut NR langsung bergegas lari menuju WC. "Saya berada di WC tersebut lama sekali sampai 10 menit, karena memikirkan kejadian yang sudah menimpa saya. Kemudian tak berselang lama ada yang mengentuk pintu WC, saya kira bukan dia, ternyata pas saya buka pintu ternyata dia dan saya sangat terkejut. Kemudian ia memegang tangan saya dan mengelus tangan saya, karena takut terjadi yang lebih parah lagi, saya lari dan pergi ke teman saya," jelasnya. Sampai ke ruangan temannya, akhir NR menceritakan semua kejadian tindakan asusila yang sudah dialaminya dengan kondisi menangis.BACA JUGA: Pencabul Anak Tiri Harus Dihukum Berat
Atas kejadian ini, MH sempat menyampaikan kepada NR agar tidak menceritakan kejadian ini kepada siapa-siapa. "MH melakukan tindakan ini sebanyak dua kali, pertama pada hari Senin dan kedua pada hari Rabu. Awalnya saya tidak berani menceritakan kepada orangtua saya, karena takut menjadi beban pikiran orangtua saya. Namun setelah saya pikir dan sudah tidak tahan menahan beban ini semua, akhirnya saya ceritakan kepada orangtua saya. Kemudian akhirnya melaporkan MH kepada Polres Benteng," beber NR. Baca Selanjutnya>>>