MUKOMUKO, rakyatbengkulu.com – Wayan (53) guru SDN 5 Kota Mukomuko, dikeroyok oleh tiga pria, dimana salah satunya diketahui adalah wali murid di sekolah tersebut. Pengeroyokan itu terjadi Jumat (10/12) pagi.
Mirisnya, penganiayaan terhadap guru itu disaksikan langsung oleh murid SDN 5 Kota Mukomuko yang saat itu kebetulan sedang berkumpul mendengarkan tausiyah. Termasuk anak korban yang juga bersekolah di sana.
BACA JUGA; Lahan Dikuasai, Tanaman Dirusak, Warga Betungan ke Polisi
Kini, kasus pengeroyokan ini sudah dilaporkan ke Polres Mukomuko. Kepala SDN 05 Kota Mukomuko, Julaila, S.Pd mengatakan, kejadian itu di lapangan sekolah. Saat anak-anak tengah dikumpulkan di lapangan, dalam rangka tausiyah Jumat.
Informasi yang ia peroleh, sang guru yang mengajar mata pelajaran Agama Hindu ini, baru memarkirkan motornya di parkiran sekolah. Setelah itu, tiba-tiba ia diserang oleh tiga orang.
“Bapak itu baru sampai, langsung diserang. Diduga sudah ditunggu, sudah direncanakan,” kata Julaila. Serangan itu tak mampu dihadapi Wayan. Ia akhirnya berhasil diselamatkan, setelah sejumlah guru datang melerai. Akibatnya, Wayan mengalami sakit di kepala, leher dan dada.
“Dilerai, sudah dikeluarkan dari lingkungan sekolah dan sudah dikunci pagar sekolah. Dia malah ada yang loncat pagar mengejar PahkWayan. Kejadian ini di depan anak-anak murid, bahkan disaksikan anak Pak Wayan. Nangis anak Pak Wayan dan anak-anak yang lain,” sampainya.
Ia tidak menampik, sempat diupayakan oleh Polsek Mukomuko Utara, kejadian itu diselesaikan secara kekeluargaan di Mapolsek. Namun akhirnya, diputuskan dilaporkan ke Polres Mukomuko dengan diantar langsung personel Polsek. Setelah satu dari tiga orang terduga pelaku, tidak kunjung hadir dengan berbagai alasan, hingga ditunggu sekitar pukul 12.00 WIB.
Lapor Polisi
“Sudah dilaporkan resmi ke Polres dan sudah divisum. Sebelumnya kita ke Polsek. Ditunggu, hanya 2 orang yang datang. Satu orang lagi tidak sampai-sampai. Orang Polsek tidak mau kalau ketiganya tidak hadir semuanya. Jadi akhirnya dibawa ke Polres, melaporkan resmi,” terangnya.
BACA JUGA: KDRT Meningkat Selama Pandemi
Ia berharap, kejadian demikian tidak terulang. Apalagi seorang guru, dianiaya di depan murid-muridnya. Wayan sendiri merupakan guru PNS yang sudah lama mengajar Agama Hindu di sekolah tersebut.
“Kalau soal murid kelas 5 yang sempat ditegur Pak Wayan, kejadiannya Kamis (9/12). Harapan kami pihak sekolah, kejadian ini tidak terulang lagi. Masa kejadian orang tua menganiaya guru, ditonton murid,” kesalnya.
Kejadian ini turut dibenarkan Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Mukomuko, Rasita, S.Pd. Pihaknya sangat menyayangkan, apalagi kejadian itu di sekolah. Oleh sebab itu, pihaknya telah menurunkan Bidang Advokasi untuk mendampingi korban. “Tadi (Sabtu) siang langsung melapor ke Polres Mukomuko,” kata Rasita.
Berdasarkan informasi diperolehnya, Wayan dikeroyok diduga karena sebelumnya sang guru menegur salah satu siswa kelas 5. Berujung memberikan tindakan. Dan tidak terima atas kejadian tersebut.
“Pada saat itu, guru menegur siswa tersebut. Pak Wayan menepis pipi siswa, dan kebetulan siswa ini kesakitan sariawan,” klaim Rasita kepada RB.
Rasita berharap kepada, pihak terkait dapat menindaklanjuti kejadian tersebut. Terlebih lagi dengan Polres Mukomuko. Supaya ada kenyamanan guru mengajar di sekolah. “Kalau terjadi hal seperti ini, guru tidak nyaman mengajar lagi dan membuat guru tidak betah mengajar. Akhirnya guru pindah. Sementara pemerintah kekurangan guru,” kata Rasita.
Main Hakim Sendiri
Menurutnya, semestinya, pihak-pihak yang tidak terima, dapat menahan diri. Membicarakan baik-baik untuk diselesaikan. “Bukan malah main hakim sendiri seperti ini,” kesal Rasita.
BACA JUGA: Rugikan Rp 1,01 Miliar, Vonis 53 Bulan Penjara
Adanya kejadian itu, membuat profesi guru tidak dihargai. Dan PGRI tidak menerima, karena tindakan demikian terkesan telah melecehkan profesi guru. Dan akan berpengaruh dengan keiklasan dan kenyamanan guru untuk kedepannya dalam melaksanakan tugas.
“Khawatir jika ini tidak ada tindakan, setelah kejadian ini guru hanya melaksanakan tugas mengajar saja. Guru tidak lagi menjalankan fungsi membimbing siswa,” tandasnya.
Sementara itu, Kapolres Mukomuko AKBP Witdiardi, S.IK, MH melalui Kasat Reskrim AKP Teguh Ari Aji, S.IK didampingi KBO Reskrim, Ipda. Kurtani, SH mengaku belum mendapatkan informasi adanya laporan tersebut. Mengingat pihaknya tengah disibukkan kunjungan kerja Polda Bengkulu.
“Sampai sore ini belum ada. Karena memang kita masih sibuk semuanya,” singkatnya. (hue)
Simak Video Berita