JAKARTA, rakyatbengkulu.com – Keluarga dan sahabat melepas kepergian Edelenyi Laura Anna. Kemarin (16/12) pagi, upacara tutup peti dilaksanakan di ruang persemayaman nomor 107 di Rumah Duka Grand Heaven, Pluit, Jakarta Utara. Keluarga serta perwakilan para sahabat menyampaikan pidato terakhirnya untuk mengenang gadis 21 tahun yang biasa disapa Lora itu.
Sang ibunda, Ameilia Edelenyi, menuturkan permohonan maaf atas segala kesalahan yang dilakukan putri keduanya itu. Dia berharap pemberian maaf tersebut bisa melancarkan perjalanan Lora menuju surga. ’’Saya cuma minta maaf dan doa untuk Lora. Biarlah dia tenang di sana, saya tahu ini yang terbaik. Lora maafin Mamah,’’ ucapnya sembari menahan tangis. Kemudian, dilanjutkan dengan pernyataan adik bungsu Lora, Gabriella Petra. ’’Petra sayang Lora. Semoga bisa bertemu lagi. I love you, Lora,’’ katanya. Sahabat Lora, selebgram Keanu Angelo, menceritakan bahwa Lora lahir dan dibesarkan di Jakarta. Di usianya yang menginjak angka ke-15, Lora pergi ke tanah kelahiran sang Ayah, Hungaria. Di sana, Lora menghabiskan masa remajanya selama lebih dari dua tahun. Sampai akhirnya, Lora memutuskan untuk kembali dan menetap di Indonesia sampai akhir hayatnya. Keanu menyatakan bahwa Lora adalah bukti nyata manusia berhati malaikat. Semasa hidupnya, Lora tak pernah pilih kasih dalam berteman. Termasuk kepada dirinya. Pertemanan mereka terjalin sejak lama, sebelum Keanu menjadi influencer ternama tanah air yang dikenal banyak orang. ’’Saya itu ojek, nggak ganteng, orang nggak mampu, nggak ada yang bisa dibanggain. Tapi, Lora nggak peduli itu,’’ katanya. Namun, sejak kehadiran Lora, hidupnya berubah. Keanu tak menampik bahwa kesuksesannya sekarang itu merupakan campur tangan Lora. Dia mengaku malu menangis di hadapan jenazah Lora. Sebab, Lora tak pernah sekali pun menampakkan kesedihan di depannya. ’’Dia terang benderang, berwarna-warni. Kalau ada yang nanya bukti kebaikan Lora, itu saya. Entah gimana aku membalas kebaikanmu. Terima kasih Lora, maafin aku,’’ ujar Keanu sembari beruraian air mata. Hal yang sama juga dikatakan artis Denny Sumargo. Meski baru saling mengenal, dia bersaksi bahwa Lora adalah pribadi yang menyenangkan. Mereka bertemu malam sebelum Lora meninggal. Pertemuan itu berlangsung di rumah Densu saat keduanya telah sepakat untuk membuat konten bareng. Selama menghabiskan waktu bersama, Lora disebut tidak menampilkan kesedihan atas musibah yang menimpanya. Lora juga tak pernah menginginkan dirinya diperlakukan berbeda dari orang normal dengan alasan keterbatasan yang ada padanya. ’’Dia hebat. Dengan kondisinya seperti itu, dia pengin diperlakukan baik-baik saja. Aku pun nge-treat dia biasa aja kayak orang normal,’’ papar mantan pebasket nasional itu. Konten Densu bersama Lora berbeda dari narasumber yang lain. Lora diajak Denny berkeliling kompleks perumahannya dan menyambangi lapangan basket. Di perjalanan, Lora bercerita bahwa dirinya sempat bercita-cita menjadi pebasket. Setibanya di lapangan basket, ekspresi bahagia Lora saat lampu dinyalakan untuknya terekam jelas dalam ingatannya. ’’Ini anak kayak seneng gitu ketika dia bisa flashback dengan sesuatu. Dan gue baru tahu kalau dia dulu bisa main basket dan kepengin jadi pebasket,’’ kenang Densu. Saat mengantar pulang, dia sempat menggendong tubuh Lora ke mobil. Di momen itu, suami Olivia Allan itu berjanji mengajak Lora untuk berkeliling Indonesia jika kondisinya sudah 100 persen pulih. Motivasi itu diberikan agar Lora semangat menjalani serangkaian pengobatan untuk sembuh. Densu pun tak menyangka jika harus mengantarkan sepatu kesayangan Lora yang ketinggalan di rumahnya ke rumah duka. ’’Gue mikir kok baru kenal semalam sedihnya begini, syok ya. Di dalam (ruang persemayaman, Red) tambah sedih, lihat keluarganya tambah sedih lagi. Gue bete banget sih, sedih. Sepanjang hari nggak fokus,’’ papar pemain film 5cm tersebut. Sementara itu, komika Marshel Widianto mengaku menyesal gagal memenuhi janjinya terhadap Lora. Dia sempat berniat ingin mengajak sahabatnya itu berkeliling kota dengan mobil kesayangannya yang diberi nama Red Ferrari. Menurut dia, antusiasme Lora begitu menggebu-gebu saat keinginannya itu bakal diwujudkan olehnya. Sayang, takdir berkata lain. Lora berpulang sebelum keinginannya itu terealisasikan. ’’Lora tuh takut sama dunia luar. Dia bilang pengin ride night. Gue senang dengarnya karena dia pengin keluar. Tapi, ya mungkin kami akan night ride di surga nanti,’’ tutur Marshel. Momen tutup peti Lora berlangsung haru, isak tangis dari orang-orang tercintanya terdengar saling bersahutan. Lantunan doa dari pendeta pun tak henti-henti bergema di ruangan bernuansa putih itu. Keluarga serta sahabat bergantian mencium wajah Lora untuk kali terakhir. Sang ibunda memimpin perjalanan Lora menuju tempat kremasi sembari membawa foto buah cintanya itu. Greta Irene didampingi Ameilia membawa bucket bunga mawar putih berbentuk salip. Sementara itu, Gabor memegang guci untuk menyimpan abu tubuh Lora yang telah kremasi. Selain isak tangis, lambaian tangan para keluarga dan sahabat mengiringi kepergian penulis buku Mantra itu. Laura dinyatakan meninggal di Eka Hospital, Cibubur, pada Rabu (15/12) pagi. Dua tahun terakhir, Lora hidup di atas kasur dan kursi roda karena lumpuh. Dia menderita spinal cord injury alias kerusakan sumsum tulang belakang pasca kecelakaan bersama Gaga Muhammad pada akhir 2019. Kini Lora tengah memperjuangkan keadilannya di meja hijau. (saf/c12/ayi)Melepas Gadis Berhati Malaikat
Jumat 17-12-2021,14:26 WIB
Editor : redaksi rb
Kategori :