Mayoritas Korban Investasi Bodong, IRT

Senin 24-01-2022,09:30 WIB
Reporter : redaksi rb
Editor : redaksi rb

Dari Luar Bengkulu

BENGKULU, rakyatbengkulu.com - Mayoritas korban investasi bodong dengan terlapor RH (32) warga Desa Pagar Besi, Merigi Sakti Kabupaten Bengkulu Tengah, adalah ibu rumah tangga (IRT).

Dari 22 korban itu tidak ada yang berasal dari Bengkulu. Seperti dari Nusa Tenggara Barat (NTB), Jakarta, Bogor, Tanggerang, Bekasi.

BACA JUGA:  Investasi Bodong, 22 Korban Rugi Rp 1,2 Miliar Mereka tergiur dengan postingan di akun media sosial RH, yang menjanjikan investasi dengan untung 10 persen per bulan.

Penasihat Hukum (PH) korban, Dede Frastien, SH mengatakan dalam kasus ini, diduga juga ada keterlibatan adik perempuan terlapor, yakni CC (27).

Dia membantu mempromosikan investasi bodong ini di sosial media, sehingga mampu menarik minat para korban yang sebanyak 22 orang. “Korban yakin dengan investasi melihat promosi dari sosial media,” ungkap Dede.

Sementara itu korban bernama Anisa Safitri (23) yang merupakan warga NTB mengatakan proses hukum sepenuhnya telah diserahkan kepada PH Dede.

“Kami sudah ada penasihat hukum untuk melawan penasihat terlapor,” singkatnya melalui WhatsApp wartawan RB.

Para korban sudah mulai mengikuti investasi ini sejak tahun 2020. Awalnya, terlapor membuka arisan online, 22 korban ini kemudian ikut arisan tersebut.

BACA JUGA:  Pilkades Bengkulu Utara, Juli 2022 Setelah seluruhnya menerima uang arisan, kemudian adik terlapor menawarkan investasi yang dibuka oleh terlapor. Karena tertarik dengan keuntungan satu bulan 10 persen dari modal. Keuntungan itu akan diserahkan serentak dengan pengembalian modal yang diinvestasikan.

“Setelah satu bulan dijanjikan mendapat keuntungan 10 persen, para korban belum dapat sampai saat ini. Termasuk modal yang diberikan,” katanya. (wij)

Tags :
Kategori :

Terkait