BRIPKA Nandi Zaidan Wasisto, anggota Dit Polairud Polda Sumsel menceritakan detik - detik bersama dua rekannya disandera dan disekap oleh tujuh ABK ‘Kapal Hantu’, yang akan menyelundupkan benih baby lobster atau benur bernilai Rp 16 miliar ke Singapura.
Ketiganya disekap saat melakukan penyergapan Kapal Hantu yang melintas perairan Sri Menanti, Tanjung Sereh, Kecamatan Banyuasin I, Kabupaten Banyuasin, Sabtu (30/4) sekitar pukul 23.30 WIB. “Kami setop dan naik di Kapal Hantu, saat itu kami hanya bertiga. Saat pelaku tahu kami hanya bertiga, mereka langsung tambah kecepatan tinggi,” kata Nandi menceritakan, Minggu (1/5) sebagaimana dilansir sumeks.co (grup rb) BACA JUGA: Tukang Kredit Dirampok Dua Pria, Emas 35 Gram, Uang Rp 10 Juta Raib Nandi mengatakan, saat di atas Kapal Hantu, dia sempat bergelut dengan pelaku. “Saat di atas Kapal pelaku, saya sempat ditendang dan kaki dipukul sampai jatuh. Saya langsung keluarkan senjata dan langsung saya berikan tembakan peringatan ke atas,” katanya. Nahkoda Kapal Hantu, lanjut Nandi, mengetahui pelaku lainnya terancam, mencoba merebut senjata api miliknya. Whatsapp “Nahkoda tahu saya mengeluarkan senjata, dia langsung merebut senjata. Senjata api milik saya memang diikat dengan tali, itu prosedur di perairan, lalu saya dorong, saya jatuh. Saya berikan tindakan tegas ke arah tersangka. Satu orang pelaku terjun ke laut melarikan diri. Ada enam pelaku yang kami amankan,” beber Nandi lagi. BACA JUGA: Divonis Bersalah Tiga Mahasiswa Banding, Dampingi Warga Lawan Agri Andalas Pelaku menyerang nandi dan dua rekannya dengan menggunakan senjata tajam jenis parang dan ada juga yang menggunakan tangan kosong.Kisah Bripka Nandi dan Rekan Disekap ABK Penyelundup Benur
Senin 02-05-2022,01:43 WIB
Editor : redaksi rb
Kategori :