CURUP UTARA, rakyatbengkulu.com – Rentang waktu April hingga Juli setiap tahunnya menjadi waktu petani kopi melakukan proses panen, menjemur hingga menjual biji kopi hasil kebun mereka kepada toke atau pengepul kopi yang ada.
Namun terkadang dalam rentang waktu tersebut tidak semua petani menjual hasil kopi mereka, lantaran harga yang dinilai tidak sesuai. Namun sejak awal tahun hingga saat ini, harga jual kopi dari petani kepada toke atau pengepul mulai kembali merangkak naik. Diketahui akhir tahun lalun lalu, harga kopi berada di angka Rp 25 ribu/kg untuk jenis asalan kualitas bagus. BACA JUGA: DTPHP Provinsi Dorong Petani Kopi Gunakan Pupuk Organik Hanya saja, memasuki awal tahun 2022, harga kopi menurun hingga diangka Rp 20 ribu/kg. Dua minggu belakangan ini harga kopi sudah mencapai Rp 22 ribu/kg. “Akhir tahun lalu harganya tertinggi mencapai Rp 25 ribu/kg untuk kopi asalan kualitas bagus. Sedangkan memasuki awal tahun lalu kembali turun hingga Rp 20 ribu/kg dan sejak puasa hingga sekarang mulai merangkak naik lagi kiasaran Rp 21 ribu hingga Rp 22 ribu/kg,” kata Yongki (27) salah satu pengepul kopi di kawasan Kelurahan Dusun Curup Kecamatan Curup Utara kemarin. Bagus tidaknya kopi asalan, sambung Yongki, bisa diukur dengan melihat kadar air, kebersihan hingga warna biji kopi. Untuk kadar air sendiri, diukur dengan menggunakan alat khusus. ‘’Jadi karena sudah terbiasa, kita tidak perlu mengukur lagi menggunakan alat dan petani kopi juga sudah sama-sama faham soal kadar air,’’ sambung Yongki. BACA JUGA: 388 Nakes PTT Bisa Ikut Seleksi PPPKHarga Kopi Merangkak Naik
Kamis 02-06-2022,09:47 WIB
Editor : redaksi rb
Kategori :