Terkait Konservasi satwa, dilakukan guna peningkatan kualitas dan perbaikan pendapatan masyarakat terhadap gurita.
Untuk metode yang dipakai yaitu Temporrary Closure (TC). Yakni, penghentian sementara pengambilan gurita pada habitatnya.
Di dalam zona yang telah ditentukan selama tiga bulan, baru dibuka untuk panen kemudian di tutup kembali.
Dengan tujuan, spesies gurita ini dapat berkembang biak secara optimal dan mencapai bobot panen yang dapat meningkatkan penghasilan masyarakat pesisir.
“Untuk tahap awal TC ini kami lakukan bersama masyarakat pada bulan Maret dan di bulan Juni ini panen.
Dengan luasan dua hektar lokasi budidaya konservasi, sampai saat ini masyarakat masih melakukan panen, kemudian bulan Jui akan kita tutup lagi,”terang Arul
Arul menambahkan, potensi bahari yang dimiliki Kabupaten Kaur khususnya gurita terdiri dari dua spesies.
Pertama gurita pasir dan gurita karang, yang memiliki jumlah sangat banyak tersebar merata hampir disetiap pesisir pantai.
Terkait keberhasilan Akar l bersama masyarakat, ke depan akan dilakukan perluasan wilayah untuk diterapkan metode TC pada habitat gurita.
Dengan harapan, kekayaan potensi yang dimiliki Kabupaten Kaur ini terorganisir dan bisa memenuhi pasar luar negeri.
Ini tentunya akan mempengaruhi taraf ekonomi masyarakatnya.
BACA JUGA: Mess Pemkab di Bandung Dilelang, Ada yang Minat?
“Yang menjadi evaluasi kami bersama masyarakat saat ini yaitu, perencanan hilir hasil tersebut.
Karena, berbicara kualitas sangat sayang, jika dihargai masih dengan harga standar lokal.
Ini melihat hasil panen pada percobaan pertama.
Kami juga berharap pemerintah dapat berkontribusi baik secara birokrasi dan regulasi terkait konservasi peningkatan pendapatan ini,” harapnya. (pir)