Baru 1 Kali Ekspor Cangkang Sawit

Jumat 01-07-2022,09:44 WIB
Reporter : Fiki Susadi
Editor : Redaksi

 

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.DISWAY.ID – Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C (KPPBC TMP C)   Bengkulu mencatat kegiatan ekspor cangkang sawit di Bengkulu pada tahun 2022 ini baru dilakukan 1 kali.

Padahal pada tahun sebelumnya, ekspor cangkang sawit di Bengkulu dilakukan 4 sampai 5 kali.  Hal tersebut disebabkan pasokan cangkang sawit yang berhasil dikumpulkan oleh sejumlah perusahaan pembeli cangkang sawit di daerah jumlahnya sedikit.

“Kita sudah datang ke pengusaha cangkang sawit di daerah, mereka bilang jumlah tonase cangkang sawit yang mau di ekspor sedikit, sehingga terpaksa cangkang sawit tersebut dikirim terlebih dahulu ke Sumatera Selatan sebelum di ekspor ke luar negeri,”   kata Perwakilan KPPBC TMP C Bengkulu Dadang Sudarmadi.

BACA JUGA: Harga TBS Sawit Berangsur Naik

Dijelaskannya, rata-rata perusahaan pembeli cangkang sawit di Bengkulu merupakan kantor cabang. Sementara kantor pusat perusahaan berada diluar daerah seperti Sumatera Selatan.

Sehingga jika pasokan cangkang sawit yang berhasil dikumpulkan di daerah tidak banyak, maka akan ditransfer ke Kantor Pusat terlebih dahulu sebelum di ekspor ke luar negeri.

“Jadi bukan tidak ada ekspor cangkang sawit, ada, hanya saja melalui provinsi tetangga seperti Sumatera Selatan,” jelasnya.

Akibat kegiatan ekspor melalui Sumatera Selatan, penerimaan negara dari Bea Keluar di Bengkulu menurun. Tercatat Bea Keluar pada 2022 ini baru mencapai Rp 1,7 miliar atau lebih rendah dibandingkan awal tahun 2021 lalu yang tercatat mencapai Rp 7 miliar.

BACA JUGA: Jalan Ambles di Pekan Sabtu, Akses 3 Perumahan Terganggu

“Sedikitnya kegiatan ekspor di Bengkulu tentu saja mempengaruhi penerimaan bea keluar di daerah,” pungkasnya.

Sementara itu, Pengamat Ekonomi Bengkulu, Surya Vandiantara mengaku, sedikitnya kegiatan ekspor cangkang sawit di daerah disebabkan oleh banyaknya pengusaha berebut untuk mendapatkan komoditas ini.

Pasalnya komoditas ini sedang naik daun di luar negeri. Bahkan permintaannya cukup tinggi di pasar dunia khususnya negara Jepang. Karena Jepang saat ini tengah menggenjot penggunaan sumber energi lebih hijau.

“Permintaan cangkang sawit dari luar negeri cukup tinggi, jadi banyak pengusaha saat ini berebut untuk mendapatkan cangkang sawit, sehingga pemain lama di bisnis ini mendapatkan pasokan yang tidak banyak lagi, karena muncul pemain baru,” katanya.

BACA JUGA: Picu Kredit Macet Sampai Rp 3 M: TPP jadi Jaminan Utang PNS

Ia mengatakan, karena pemain baru di bisnis cangkang sawit bermunculan, akibatnya pasokan cangkang sawit yang biasanya dikuasai oleh dua atau tiga perusahaan harus rela diambil oleh perusahaan lain.

Itu tentu saja membuat pemain lama hanya mendapatkan pasokan cangkang sawit yang sedikit dari perusahaan pengelola kelapa sawit di daerah.

“Ini ada pemain baru, jadi pemain lama otomatis sedikit dapat pasokan, kemungkinan pemain baru lebih pintar melobi serta memberikan harga yang bagus,” tutupnya. 

 

Kategori :