BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Serangan hama menjadi tantangan dalam meningkatkan produktivitas hasil tanaman kelapa sawit. Salah satunya adalah serangan ulat api pada tanaman kelapa sawit. Serangan ulat api pada sawit bisa menurunkan produktivitas hingga 75 persen.
Tidak hanya ulat api (Ordo Lepidoptera), tikus adalah bagian dari hama yang juga paling banyak ditemukan di perkebunan kelapa sawit. Meski demikian, serangan ulat api pada sawit lebih parah, yakni bisa menurunkan produktivitas hingga 75 persen.
BACA JUGA:Mengenal Kastrasi: Teknik Ampuh Atasi Tandan Sawit Terlalu Kecil
Serangan ulat api (Ordo Lepidoptera) pada sawit ini jelas akan menimbulkan kerusakan yang dapat menimbulkan kerugian hasil. Produksi akan menurun drastis, pada akhirnya pendapatan petani kelapa sawit pun menurun.
BACA JUGA:Tandan Sawit Kecil dan Tak Berisi! Kenali Sebab dan Cara Mengatasinya
Bukan hanya petani, usaha perkebunan kelapa sawit juga sangat takut dengan serangan ulat api pada sawit ini. Pasalnya, hama ulat api dapat menyerang tanaman kelapa sawit sejak pembibitan. Akibatnya, kualitas bibit pun sangat berpengaruh dan tidak baik.
BACA JUGA:Miliki 14 Pabrik CPO, Mukomuko Produksi Kelapa Sawit Terbesar dan Mulai Produksi Minyak Goreng
Untuk diketahui, bahwa ada 4 jenis ulat api yang biasa menyerang tanaman kelapa sawit, antara lain :
1. Setothosea Asigna ;
2. Setora Nitens ;
3. Darna Trima ;
4. Parasa Lepida ;
BACA JUGA:DBH Kelapa Sawit Rp 12,7 Miliar, 80 % Fisik, Sisanya untuk Dana Penunjang Dinas Perkebunan
Dari keempat jenis ulat api di atas, jenis Setothosea Asigna adalah ulat api yang paling banyak menyerang tanaman kelapa sawit.