BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Kalau sedang merasa jatuh cinta dapat membuat perasaan seperti campur aduk, seseorang akan mengalami rasa senang, khawatir, gundah, sampai tidak karuan.
Kalau membahas soal percintaan memang hal yang rumit, seperti kata pepatah “cinta itu buta” dan hal tersebut memang benar adanya.
Banyak kisah yang terjadi seperti di roman Romeo dan Juliet karya dari William Shakespeare yang tersohor pada abad pertengahan.
Selain itu berbicara soal cinta memang menjadi hal yang menarik untuk dibahas, apalagi kalau seperti kisah cinta segitiga yang sering membuat penasaran.
BACA JUGA:Bukan Islam, Ternyata Ini Agama Pertama dari Kerajaan Pagaruyung Beserta Sejarah dan Peninggalannya
Kisah cinta segitiga tidak hanya terjadi pada saat sekarang ini, ternyata cinta segitiga sudah ada sejak dari zaman kerajaan dulu.
Seperti kisah cinta segitiga yang terjadi antara Raja Mataram yaitu Amangkurat I dan Putra Mahkotanya yang tidak lain adalah anak kandungnya sendiri.
Hal ini tentu saja membuat banyak orang terkejut karena perebutan cinta yang terjadi antar keluarga kerajaan.
Diketahui Amangkurat I dan Putranya menyukai wanita yang sama dan sang wanita tersebut nasibnya berakhir tragis.
BACA JUGA:Sejarah Islam di Bengkulu: Libatkan 5 Kerajaan Sebagai Pintu Masuk, Ini Pengaruh Perkembangannya
Adapun sang wanita tersebut bernama Roro Oyi.
Roro Oyi adalah seorang putri dari Demang Mangunjaya yang berasal dari daerah Surabaya.
Mengutip dari akun channel Youtube Embara Lensa, awal kisah dari Roro Oyi ini dimulai di tahun 1668 masehi. Pada saat itu Raja Amangkurat I sedang berduka atas kematian istrinya yaitu Kanjeng Ratu Malang.
Selanjutnya Raja Amangkurat I ini mencari pengganti dari sang ratu yang meninggal tadi dan akhirnya dipertemukan dengan Roro Oyi yang ketika itu masih berumur 11 tahun.
BACA JUGA:Selain Kerajaan Rejang Empat Petulai, Ini Dia Kerajaan-kerajaan yang Pernah Ada di Provinsi Bengkulu