Pemerintah Inggris dan Belanda telah menandatangani perjanjian yang menetapkan wilayah pengaruh mereka di Bornea di tahun 1824.
Dimana pada bagian selatan telah menjadi wilayah Belanda, sedangkan di bagian utaranya berada di bawah kendali Inggris, hal ini berlanjut hingga perang dunia II.
Setelah perang dunia II, Belanda dan Inggris berupaya membangun kembali pengaruhya di pulau Bornea ini, namun demikian kebanyakan wilayah ini melakukan perlawanan dan perjuangan untuk meraih kemerdekaan.
BACA JUGA:WOW! Gudang Emas Terbesar di Dunia, Salah Satunya Ada di Indonesia
Pada tahun 1949, bagian selatan Pulau Borneo menjadi bagian dari Indonesia, di tahun 1950, Republik Indonesia memproklamirkan Pulau Borneo sebagai bagian integral dari negara Indonesia.
Adapun Sarawak dan wilayah utara Borneo, kemudian menjadi Sabah yang dijadikan koloni mahkota Inggris pada tahun 1963.
Pada tahun 1963, Inggris melepaskan kedaulatannya atas Sabah dan Sarawak ketika kedua wilayah tersebut bergabung dengan Malaysia.
Namun demikian tidak dengan Brunei, yang tetap menjadi wilayah Inggris hingga tahun 1983. Pada 1 Januari 1984, Brunai Darussalam meraih kemerdekaan sepenuhnya.
BACA JUGA:Menakjubkan! Pantai Terpanjang di Indonesia Ada di Provinsi Bengkulu, Begini Pesonanya
Adapun Federasi Malaysia, yang sebelumnya terdiri dari Singapura, mengalami perubahan pada saat Singapura keluar dari federasi tersebut di tahun 1965 serta menjadi suati negara yang independen.
Brunai pada saat itu juga mendapatkan tawaran untuk bergabung dengan federasi, namun memilih untuk tetap menjadi protektorat, hingga pada akhirnya merai kemenangannya sendiri.
Andai saja pada masa itu, Brunei Darussalam bergabung dengan federasi Malaysia, tentu saja pada saat ini Pulau Kalimantan yang juga dikenal dengan Pulau Borneo tersebut, hanya terbagi menjadi dua negara, tanpa adanya keunikan yang dimiliki pada masa sekarang ini.