BENGKULU, RAKYATBENGKULU.Com – Situasi di jalur Gaza Palestina kini kembali mencekam, seiring berakhirnya gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang berlangsung selama tujuh hari terakhir.
Seperti diberitakan Al Arabiya dan Al Jazeera, Israel dan Hamas menyatakan terbuka untuk memperpanjang gencatan senjata.
BACA JUGA:Dana OKI 2024 dari Pusat Rp2 Triliun 996 Miliar: Ini Dia Rinciannya
Namun hingga detik-detik terakhir pada Jumat (1/12), tidak ada perjanjian kesepakatan antara keduanya soal perpanjangan gencatan senjata.
Menurut laporan Al Jazeera, Israel telah memperluas serangannya ke Gaza selatan setelah gencatan senjata yang berjalan selama seminggu. Pada saat yang sama, pemerintah Israel merekomendasikan Gaza Selatan sebagai zona aman bagi warga sipil untuk mengungsi.
BACA JUGA:Capres Nomor Urut 1 Anies Baswedan Dijadwalkan ke Bengkulu, Ini Tanggal dan Lokasi Kampanyenya
Abu Azzoum mengatakan tentara Israel telah membagikan selebaran yang memberitahu penduduk Gaza Selatan yang dibombardir untuk mengungsi. Ini menunjukkan kota tersebut sekarang telah menjadi zona perang yang berbahaya.
Pada 7 Oktober lalu serangan Israel terfokus di Gaza Utara. Hal ini mendorong ribuan warga Palestina untuk mengungsi ke Gaza Selatan, termasuk Kota Khan Younis.
BACA JUGA:Kunci Rambut Indah! Ini Rahasia Keajaiban Kayu Manis untuk Kesehatan Rambut Anda
Namun kini Israel telah melancarkan serangan artileri berat, termasuk pengeboman dari udara di wilayah utara, tengah dan selatan Gaza.
Seorang reporter AFP di Jalur Gaza melaporkan terjadi kembali serangan udara dan artileri di wilayah Kota Gaza, kota terbesar di kantong Palestina.
Beberapa saksi mata di Kota Gaza dan Jalur Gaza bagian utara yang dikutip Al Jazeera, menyebutkan terjadi bentrokan sengit antara Hamas dan pasukan Israel.
Menurut seorang saksi mata, tank-tank Israel kembali menyerang daerah dekat kamp pengungsi Nuseirat dan Bureiji di Jalur Gaza tengah.
BACA JUGA:Tak Perlu Cat Rambut, Pakai Jus Rumput Ini Diklaim Ampuh Mengatasi Uban