DIY Yogyakarta juga mempunyai tradisi Natal yang tidak kalah unik. Tradisi Natal di Yogyakarta ini dimeriahkan dengan pentas kesenian Wayang Wahyu yaitu pertunjukan wayang kulit yang diangkat dari cerita-cerita yang ada di Alkitab.
Diketahui Wayang Wahyu ini tidak hanya pentas kesenian wayang biasa, tetapi menjadi sarana untuk menyampaikan wahyu atau firman Tuhan.
Tradisi Wayang Wahyu ini menjadi sarana untuk menunjukkan akulturasi budaya dan simbol toleransi keberagaman.
BACA JUGA:Operasi Lilin, Antisipasi Lonjakan Kasus Setelah Natal dan Tahun Baru
3. Ngejot dan Penjor (Bali)
Tradisi Natal di Bali ini dikenal dengan tradisi Ngejot dan Penjor. Ngejot merupakan tradisi Natal yang dilakukan dengan saling berbagi makanan.
Keunikannya, makanan yang disajikan disesuaikan dengan agama masing-masing setiap orang, sementara itu Penjor merupakan tradisi memasang bambu-bambu tinggi melengkung yang merupakan ungkapan syukur terhadap anugerah Tuhan.
4. Marbinda dan Marhobas (Sumatera Utara)
Pada masyarakat Batak Toba di Sumatera Utara juga memiliki tradisi perayaan Natal yang tidak kalah menarik.
Marbinda dan Marhobas, Marbinda merupakan tradisi menyembelih hewan menjelang Hari Raya Natal, sedangkan, Marhobas merupakan tradisi memasak hasil sembelih yang dilakukan oleh para kaum pria.
Adapun Makna dari tradisi Natal Marhobas dan Marbinda ini bukan hanya sekadar simbol kebersamaan dan pengingat persaudaraan antara masyarakat saja, namun sebagai wujud dari rasa syukur kepada Tuhan.
Tradisi Meriam Bambu di Flores.--Foto: Facebook.com/Kemenparekraf
5. Meriam Bambu (Flores)
Berikutnya tradisi Meriam Bambu di daerah Flores yang merupakan salah satu tradisi Natal di Indonesia yang sangat meriah, dan Tradisi ini telah dilakukan sejak tahun 1980 an.
Zaman dahulu, suara menggelegar dari meriam bambu ini dilakukan untuk memberikan kabar duka, tetapi seiring berjalan waktu tradisi Natal satu ini dipakai untuk mengekspresikan kegembiraan atas kelahiran dari Yesus Kristus.