Jika semen membutuhkan waktu pengeringan yang lebih lama dari jangka waktu tersebut, kemungkinan besar semen tersebut memiliki kualitas yang kurang baik atau rendah.
Untuk menguji kualitas semen, Anda dapat mengaplikasikan sedikit semen pada salah satu bagian rumah terlebih dahulu.
Jika bagian tersebut kering dalam waktu kurang dari 7 jam, maka Anda dapat melanjutkan pengaplikasian semen tersebut ke seluruh rumah.
BACA JUGA:Unik! Dibangun Setahun Sekali, Masjid Djenne di Afrika Menggunakan Lumpur Sebagai Bahan Bangunannya
3. Adukan Lebih Rapat dan Rekat
Perhatikan tekstur semen setelah diaduk dengan air. Semen berkualitas baik dan menggunakan bahan-bahan asli akan terasa lengket, kental, dan padat ketika dicampur dengan pasir dan batu.
Gantilah semen jika setelah diaduk malah menjadi encer. Selain itu, semen berkualitas juga memiliki daya rekat yang kuat saat diaplikasikan.
Jika campuran semen cenderung jatuh berceceran ketika digunakan, maka dapat dipastikan bahwa semen tersebut memiliki kualitas yang buruk.
BACA JUGA:Ini Dia ! Bendungan Tertua di Provinsi Bengkulu, Pembangunannya sejak Era Kolonial Belanda
4. Cari Logo SNI
Semua produk yang memiliki logo SNI telah melalui uji kualitas dan memenuhi standar nasional Indonesia. Jika sebuah semen memiliki logo SNI, dapat dipastikan bahwa semen tersebut berkualitas baik.
Anda tidak perlu khawatir tentang kekuatan semen tersebut.
5. Perhatikan Tempat Penyimpanan
Semen masih dapat digunakan selama 3 bulan setelah kemasan dibuka. Setelah proses pengaplikasian selesai, jangan sembarangan menyimpannya.
BACA JUGA:WOW! Ini Dia 7 Smart TV Termahal di Dunia, Tampilan Mewah Harga Fantastis Bikin Melongo
Semen yang dibiarkan terbuka dan langsung diletakkan di atas ubin atau lantai akan cepat mengeras. Selain itu, menyimpan semen di ruangan lembab juga dapat mempengaruhi kualitasnya.