Menelusuri Kecantikan Batu Akik Lumuik Sungai Dareh, Permata Istimewa Sumatera Barat

Rabu 27-12-2023,13:04 WIB
Reporter : Hellen Yuliana
Editor : Heri Aprizal

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Apakah Anda pernah mendengar tentang batu akik lumuik sungai dari daerah ini?

Bagi para pecinta dan kolektor batu akik, nama ini pasti tidak asing. Di Sumatera Barat, tepatnya di Kabupaten Dharmasraya, terdapat batu akik yang dihasilkan, mirip dengan giok china, dengan warna kehijauan yang begitu memesona.

Batu akik sungai dareh ini menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang berkunjung ke Dharmasraya, bahkan pemerintah setempat menjadikannya sebagai oleh-oleh khas daerah.

Penduduk pun menciptakan berbagai perhiasan seperti cincin, gelang, atau kalung dengan batu akik ini sebagai ciri khas Dharmasraya, Sumatera Barat.

BACA JUGA:Menggali Khasiat Batu Akik Junjung Drajat, Memahami Kepercayaan dan Manfaatnya

Upaya ini bertujuan agar masyarakat luar dapat lebih mengenal keindahan Kabupaten Dharmasraya.

Berbagai pameran sering diadakan untuk memperkenalkan batu akik asli Sumatera Barat, termasuk yang berasal dari Lumuik Sungai Dareh, Lumuik Suliki, dan Black Diamond.

Keunikan batu akik ini kemudian dijual dengan berbagai jenis, mulai dari Lumuik Sungai Dareh hingga Giok Aceh. Harga bahannya sangat terjangkau, berkisar antara Rp10 ribu, Rp50 ribu, hingga Rp100 ribu.

Namun, jangan salah, terdapat juga bahan batu akik kristal air Lumuik Sungai Dareh dengan berat 2,2 kilogram yang memiliki nilai mencapai Rp200 juta.


Warna hijau alami batu akik ini, sering diibaratkan sebagai lumut dalam bahasa Minang, memberikan kesan seperti giok china yang memiliki nilai tinggi.--Instagram/_agussetiawan19

BACA JUGA:Batu Akik Cantik! Ini Pesona Batu Akik Warna Pink: Pilihan Terbaik Wanita

Harganya yang tinggi dan langkah-langkah yang dilakukan di daerah ini membuat orang-orang berlomba-lomba mencari batu permata tersebut.

Batu akik sungai dareh awalnya diperoleh dari sungai Batanghari yang melintasi Kabupaten Dhamasraya dalam bentuk bongkahan.

Kemudian, para pengrajin lokal mengolahnya menjadi berbagai bentuk, seperti cincin dan perhiasan lainnya.

Pencarian batu akik tidak hanya berhenti di Dharmasraya, tetapi juga meluas ke berbagai daerah, termasuk hutan-hutan.

Kategori :