Penyebaran Islam di Indonesia: Sunan Muria, Walisongo Termuda

Rabu 27-12-2023,15:45 WIB
Reporter : Fran Sinatra
Editor : Peri Haryadi

Selain itu, didalam beliau berdakwa dengan tidak menghilangkan tradisi dan budaya masyarakat, melainkan dengan cara menyesuaikan dengan adat dan budaya masyarakat pada masa itu.

BACA JUGA:Kisah Menakjubkan Penyebaran Islam di Indonesia: Sunan Bonang, Walisongo Seniman yang Berdakwah

Salah satu tradisi dari masyarakat yang disesuaikan dengan ajaran Islam adalah tradisi bancakan atau selamatan, yang beliau rubah menjadi kenduri untuk mengirim do’a kepada para leluhur melalui do’a-do’a secara Islam.

Konon, Sunan Muria ahli dalam menyampaikan kisah agama Islam dengan cara yang lebih mudah dipahami oleh masyarakat pada masa itu.

BACA JUGA:Kisah Menakjubkan Penyebaran Islam di Indonesia! Sunan Ampel: Walisongo dengan Pola Kekerabatan

Selain itu, beliau juga mengikuti jejaknya ayahnya Sunan Kalijaga, dimana dalam berdakwa menyebarkan agama Islam menggunakan gamelan dan wayang.

Topo Ngeli adalah salah satu kisah dalam pewayangan yang kerap kali di tampilkan oleh Sunan Muria dalam penyebaran Islam.

Sunan Muria menciptakan berbagai karya seperti, Tembang Marcapat, Tepatnya Sinom dan Kinanti. 

Mengambil inspirasi dari ajaran Sunan Ampel yang sangat memperhatikan lingkungan, maka Sunan Muria pun mengajarkan masyarakat untuk meruwat bumi atau merawat bumi.

 BACA JUGA:Kisah Sunan Gresik dan Mitos Penyebab Munculnya Larangan Makan Ikan Lele di Lamongan

Salah satu ajaran Sunan Muria dalam Meruwat bumi adalah Tradisi meminta hujan dengan berdo’a kepada Allah SWT.

Sunan Muria wafat pada tahun 1551, beliau dimakamkan di lereng Gunung Muria, Kecamatan Colo. Di sekitar makam Sunan Muria terdapat 17 makam prajurit dan abdi dalem yang dipercayai sebagai pengawal Sunan Muria.(**)

Kategori :