Mitos Cindaku, Legenda Manusia Harimau Penjaga Hutan Kerinci, Saling Menjaga Satu Sama Lain

Selasa 09-01-2024,21:06 WIB
Reporter : Fran Sinatra
Editor : Ana Mariyohana

Kepercayaan ini semakin menguat karena bedasarkan fakta yang beredar, soal adanya warga Kerinci yang meninggal karena diterkam harimau. 

BACA JUGA:Ini Rincian Dana Desa 2024 Sumba Barat, NTT! Simak Lengkapnya di Sini

Sebagian pemukiman masyarakat, berbatasan langsung dengan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), tempat habitat terbesar harimau Sumatera.

Dengan adanya mitos Cindaku tersebutlah yang membuat masyarakat Kerinci sangat menghormati harimau dan habitat hidupnya. 

BACA JUGA:Kisah Menakjubkan Oei Hui Lan, Putri Cantik Raja Gula Semarang yang Menjadi Ibu Negara Tiongkok Pertama

Ada beberapa pantangan yang tidak boleh dilanggar saat berada di dalam hutan. Di antaranya, seperti berperilaku sopan di dalam hutan, bagi perempuan yang berambut panjang harus diikat serta tidak boleh menggunakan periuk saat mengambil air di sungai.

Selain itu, tidak boleh mematahkan ranting pohon dengan lutut, dan tidak boleh bekerja sia-sia atau berlebihan. 

BACA JUGA:Didukung oleh BRI Peduli, Intip Kegiatan Bertani di Tengah Kota Medan

Bagi orang yang pertama kali memasuki hutan rimba, maka disarankan memakai daun paku atau pakis di telinga dan membawa tongkat dari ranting pohon yang mati. 

Masyarakat di Kerinci, berjanji tidak akan memburu atau membunuh harimau, termasuk pula harimau tidak akan mengganggu masyarakat bersama hewan ternaknya.

BACA JUGA:Rincian Dana Desa 2024 Sumba Timur, NTT: Cek Jawabannya di Sini

Bahkan harimau akan turut membantu menunjukkan jalan pulang ke dusun apabila ada manusia yang tersesat di hutan.(**)

Kategori :