Di Alun-Alun Mandalawangi tersebut tidak terdapat hutan, karena tanahnya yang tandus dan sering terbentuk kabut yang dingin. Namun Alun-Alun Mandalawangi menjadi habitat alami bagi tumbuhan edelweis, bunganya para pendaki.
Gunung Pangrango merupakan salah satu dari tiga gunung berapi yang tertinggi di Jawa Barat, dimana gunung tersebut merupakan sebuah gunung yang tertinggi kedua setelah Gunung Ciremai.
BACA JUGA:Rincian Dana Desa 2024 Kebumen 2, Jawa Tengah! Simak Jawabannya di Sini
Adapun ketinggian dari puncak Gunung Pangrango adalah sekitar 3.019 meter di atas permukaan laut. Bentuk Gunung Pangrango mengerucut hingga ke puncaknya dan dengan bentuk permukaannya yang rata.
Gunung Pangrango digolongkan sebagai gunung berapi kerucut, hal ini dikarenakan bentuk kerucutnya hampir sempurna, dimana kerucut pada puncak gunung tersebut tumbuh di tepian kaldera dari Gunung Pangrango Purba atau Gunung Limo.
BACA JUGA:Simak Rincian Dana Desa 2024 Kebumen 1, Jawa Tengah! 190 Desa 1 Miliar
Sedangkan lereng Gunung Pangrango sangat curam, sementara punggung gunungnya panjang dengan bagian lembah yang sangat dalam.
Pada siang hari, suhu udara di puncak Gunung Pangrango rata-rata sebesar 10 derajat celcius. Sementara pada malam hari suhunya rata-rata sebesar 5 derajat celcius.
BACA JUGA:5 Pulau dengan Bentuk Paling Unik, Salah Satunya Ada di Flores Indonesia
Saat musim kemarau, suhu udara di puncak Gunung Pangrango dapat mencapai rata-rata sebesar 0 derajat celcius. Puncak Gunung Pangrango, dapat dicapai melalui jalur pendakian yang berbentuk persimpangan di Kandang Badak dari jalur Cibodas.
Jarak puncak Gunung Pangrango sekitar 4 jam pendakian dari persimpangan setelah Kandang Kadak.
BACA JUGA:Golongan Darah Langkah Hingga Rentan Penyakit, Ini Fakta Unik Golongan Darah B
Jalur lainnya yang dapat kamu gunakan untuk menuju ke puncak Gunung Pangrango adalah Jalur Gunung Putri atau Jalur Salabintana. Pendaki harus melewati puncak Gunung Gede terlebih dahulu sebelum menuju ke Kandang Badak.
Puncak Gunung Pangrango cukup sulit untuk didaki, hal ini dikarenakan lerengnya yang terjal dan hampir mendekati posisi vertikal.
BACA JUGA:Beraksi di 13 TKP, Bandit Spesial Curas dan Curanmor Dibekuk Polisi
Sedangkan jalur Salabintana jarang digunakan oleh pendaki, hal ini dikarenakan membutuhkan waktu pendakian yang lebih lama, karena jalurnya yang lebih panjang.