Filosofi Tradisi Tahlilan Dan Syukuran Haid untuk Anak Remaja Menurut Habib Jafar

Rabu 06-03-2024,22:40 WIB
Reporter : Hellen Yuliana
Editor : Peri Haryadi

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Islam mengajarkan kita umatnya untuk selalu qana'ah atau berpikiran positif terhadap melihat sesuatu sehingga dapat menimbulkan kebaikan tanpa sebaliknya.

Salah satunya filosofi tahlilan dan syukuran haid untuk anak remaja wanita yang baru baliq menurut Habib Jafar yang bisa dilihat kebaikan yang timbul akibat dari kebudayaan tersebut.

Habib Jafar dalam menyikapi sesuatu terkenal dengan pikirannya yang modern tanpa menghakimi seseorang, keturunan Nabi Muhammad SAW ini ketika berdakwah selalu dengan kedamaian.

Sehingga ketika jemaah mendengarkannya menjadi tenteram tanpa takut dihakimi maka pantas saja Habib Jafar selalu bisa mendekati para pemuda tersesat yang setiap kontennya selalu mengajak kebaikan dan nasihat.

Sehingga ia dihadapi suatu pertanyaan mengenai Kenapa ada tahililan 1, 3, 7 bahkan ada yang 1000 hari ketika seseorang ditinggalkan keluarganya tentunya kesedihan yang mendalam sedang menyelimuti keluarga tersebut.

Menurut Habib Jafar keluarga yang seperti ini perlu diperhatikan, "karena keluarga yang ditinggalkan orang dicintainya butuh cara melepaskannya dengan hati yang ikhlas".

BACA JUGA:MA Potong Hukuman Habib Rizieq Jadi 2 Tahun Penjara

Maka dari itu filosofi tradisi tahlilan agar dapat mengundang orang agar ramai merasa tidak sendirian dan bisa menanggung beban bersama. Kehilangan orang yang dicintai itu beban secara psikologis jika tidak kuat bisa gila atau hal buruk lain. 

"Melepaskan orang yang kita cintai itu butuh waktu secara psikologis, butuh sekali doa dan tahlil biar ikhlas", Dikutip dalam postingan tiktok at_tauve.

Lain halnya ketika di Madura ada sebuah tradisi syukuran untuk anak remaja yang baru saja haid atau baliqh, ditambah Habib Jafar bahwa dia percaya apa yang menjadi filosofi tradisi nenek moyang jaman dahulu.

Tentunya setiap tradisi memiliki filosofi yang baik dibaliknya peringatan atau perayaan haid untuk anak remaja wanita tersebut.

"Itu sebagai media komunikasi kepada masyarakat desa untuk mengumumkan bahwa anak remaja tersebut sudah haid dan baliqh," ujarnya.

Filosofinya tidak hanya sebagai pemberitahuan untuk masyarakat desa sekitar untuk mengetahui dan menjaga bersama akhlak si ajak remaja yang sudah baliqh ini serta menyatakan jika ada anak lelaki mau jodoh ada anak gadis dikeluarga tersebut.

"Pertama yang punya anak laki-laki soleh ingin menantu solehah tengok anak saya siapa tau cocok, kedua tolong warga desa kalau melihat anak saya didepan umum melakukan hal yang tidak boleh tolong ditegur atau beritahu saya," ujar Habib.

BACA JUGA:Menko Airlangga Ajak Habib dan Ulama Sukseskan Protokol Kesehatan

Kategori :