Ayo Daftar Intermediate Fact Checking Training, Membentuk Garda Terdepan Melawan Mis-Disinformasi

Senin 11-03-2024,21:47 WIB
Reporter : Heri Aprizal
Editor : Heri Aprizal

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bengkulu akan mengelar Intermediate Fact Checking Training, di Kota Bengkulu.

Training yang didukung AJI Indonesia berkolaborasi dengan Google News Initiative ini terbuka untuk kalangan jurnalis di Provinsi Bengkulu. Baik jurnalis digital, elektronik (Televisi, Radio) dan jurnalis media cetak.

Training akan digelar secara paralel di 5 AJI Kota di Indonesia. Denpasar, Bengkulu, Padang, Malang, dan Balikpapan. Di mana pelatihan tersebut digelar secara serentak di 3 AJI Kota di Indonesia.

Yakni, Denpasar, Bengkulu dan Padang, pada Sabtu-Minggu, 23-24 Maret 2024.  

BACA JUGA:Akhiri Seri Pelatihan Cek Fakta di Solo, AMSI Total Melatih 150 Media

Tujuan pelatihan tersebut tentu untuk menyediakan sarana bagi kalangan jurnalis dalam memahami materi cek fakta lebih mendalam guna memerangi mis-disinformasi.

Lalu mendorong jurnalis membuat konten debunking atau cekfakta di newsroom, terakhir peserta dapat menyebarkan materi debunking kepada jurnalis lain.

Ketua AJI Bengkulu, Yunike Karolina mengatakan, di era globalisasi informasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi digital, industri media dan jurnalistik menghadapi dinamika yang sangat kompleks dan cepat.

Transformasi ini memberikan dampak signifikan pada cara masyarakat menerima dan menyebarkan berita.

BACA JUGA:CEK FAKTA: Hoaks Undian Bank Bengkulu Berhadiah Alphard Hingga Paket Umrah Gratis

Di tingkat lokal, kata Yunike, jurnalis memegang peran sentral sebagai penjaga kebenaran, penyampai informasi yang akurat, dan penjembatan antara masyarakat dengan realitas sekitarnya.

Meskipun demikian, mereka juga dihadapkan pada berbagai tantangan, terutama dalam konteks penyebaran mis-disinformasi.

Perkembangan media digital termasuk media sosial telah merubah lanskap informasi secara drastis. Informasi dapat menyebar dengan cepat dan tanpa batasan geografis.

Penyebaran informasi yang tidak benar secara sengaja, dikenal sebagai mis-disinformasi telah menjadi ancaman nyata bagi integritas dan kredibilitas jurnalisme.

BACA JUGA:Stop Polusi! Dorong Transisi Energi Bersih di Sumatera, Masyarakat Desak Pensiunkan PLTU

Kategori :