Sementara di Indonesia, kue cucur pada awalnya dibawa oleh bangsa asing yang datang pada saat itu.
Akan tetapi tidak ada literatur yang menyebutkan berasal dari bangsa mana dan kapan.
Dikarenakan bahannya yang mudah didapat (tepung beras) dan untuk cara pembuatannya yang mudah yaitu digoreng.
Maka keberadaan kue cucur diterima oleh masyarakat Indonesia dan menjadi salah satu jajanan tradisional, terutama untuk upacara adat.
BACA JUGA:4 Warna Cat Tembok Berdasarkan Warna Kue Lebaran Favorit
Pada orang Betawi, disebut kue cucur karena cara membuatnya dengan meneteskan ke dalam jumlah banyak adonan tersebut di atas loyang.
Dimana dapam bahasa Betawinya ngocor, namun oleh para pendatang pengucapannya dihaluskan menjadi ngucur maka jadilah cucur.
Adapun kue cucur ini disajikan ketika upacara tradisional seperti upacara potong rambut bayi dan juga acara pernikahan.
Sementara di Jawa, kue cucur dipakai sebagai salah satu hantaran pengikat tali kasih dari pihak pria kepada pihak wanita.
BACA JUGA:Wajib Ada di Rumah, Ini Dia Resep 3 Jenis Kue Kering yang Ikonik Saat Lebaran
Setelah lamarannya diterima oleh pihak wanita.
Kalau di Yogyakarta, kue cucur dijadikan sajian untuk tamu yang berkunjung ke rumah, selain itu juga sebagai sesajen saat acara slametan.
Di daerah Madura, kue cucur disebut kocor dan dipakai sebagai salah satu makanan hantaran dari pihak lelaki kepada pihak perempuan pada upacara pernikahan.
Sementara di Sumatera Barat, setelah acara akad nikah pihak perempuan wajib berkunjung ke rumah mertua atau disebut dengan upacara manjalang mintuo, Batandang, mahanta nasi, manyaok kandangatau mahanta nasi katunduakan, mahanta bubue.
BACA JUGA:Ragam Kue Lebaran Khas Provinsi di Pulau Sumatera: Dari Aceh Hingga Lampung
Di upacara ini, pihak keluarga wanita wajib membawa kue yang berbentuk bulat seperti pinyaram/ cucur.